BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Warga di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Pesanggaran Banyuwangi sepi. Tak ada aktivitas masyarakat. Hanya beberapa orang yang lalu lalang, para ibu dan anak-anak yang duduk-duduk di teras rumah.
Sepinya wilayah itu, lantaran banyak pria yang kabur lantaran ikut aksi demo yang berujung ricuh, Rabu (25/11) lalu. Mereka takut ditangkap hingga akhirnya melarikan diri.
Baca Juga: Ratusan Sopir Truk Geruduk Kantor Bupati Banyuwangi, Tuntut Penertiban Muatan Material
"Ya takut sama polisi pak. Laki-laki di dusun ini banyak yang pergi," ujar Mumun, salah satu warga Pancer, Senin (7/12) dikutip dari detik.com.
Hal senada diungkapkan Wati, suaminya yang pergi entah ke mana pasca aksi rusuh yang terjadi beberapa minggu lalu. Padahal menurut Wati, suaminya tak ikut aksi rusuh yang dilakukan warga Pancer di lokasi infrastruktur tambang emas milik PT BSI.
"Suami saya tidak ikut membakar. Hanya ikut melihat. Tapi dia takut sama polisi," ujarnya.
Baca Juga: Polresta Banyuwangi Tertibkan Tiga Tambang Pasir Ilegal di Songgon
Sementara Kepala Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, Mudasar, meminta polisi tidak lagi menangkap warga setempat. Sehingga masyarakat tak lagi dilanda keresahan. Terlebih pada aksi kerusuhan, warga dinilai hanya sebagai korban provokasi.
"Kami berharap kepolisian, baik mabes, polda atau polres tak lagi menangkap warga lagi. Mereka sudah cukup ketakutan," ungkap Mudasar kepada detikcom.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah mau berdialog dengan Pemkab Banyuwangi dan PT BSI terkait tambang emas gunung Tumpangpitu. "Warga kami terprovokasi. Sehingga anarkis. Kami mohon pihak kepolisian untuk menangkap otak di balik aksi rusuh ini," pungkasnya.
Baca Juga: Gelar Hearing Soal Pemindahan NPWP, Dewan Hadirkan KPP Pratama Banyuwangi dan PT BSI
Sementara Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama meminta kepada masyarakat untuk bersikap tenang. Tidak resah dengan aksi penangkapan yang dilakukan polisi. Menurutnya, polisi hanya akan menangkap para pelaku pengerusakan dan otak dari terjadinya aksi rusuh di lokasi tambang emas.
"Kami tidak akan menangkap seluruh masyarakat yang demo. Tapi kita tangkap pelaku pengerusakan dan otak aksi rusuh kemarin," ujarnya.
Terpisah, ratusan warga sekitar tambang emas Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, gelar doa bersama, Senin (7/12) jelang Pilkada 9 Desember, agar hajatan demokrasi itu berjalan lancar dan damai, tanpai kerusuhan lagi.
Baca Juga: Banyuwangi Terancam Ngaplo, Pajak PT Bumi Suksesindo Pindah ke KKP Madya Malang
Acara yang digelar di pendopo kecamatan juga dihadiri Pj Bupati Banyuwangi, Zarkasi beserta jajaran, Forpimda dan manajemen PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku pengelola tambang. Satu per satu tokoh lintas agama secara bergantian meminpin doa untuk umat masing-masing.
Dalam sambutannya, Pi Bupati Zarkasi berharap warga bisa menjaga kondusivitas keamanan menjelang pilkada. Sehingga pencoblosan bisa berjalan aman dan lancar. Sedang soal kebuntuan komunikasi warga dan PT BSI, pemkab siap untuk memfasilitasi.
"Kita pertemukan warga dengan manajemen PT BSI, sehingga bisa saling bicara dari hati ke hati," katanya.
Baca Juga: Bekas Tambang Galian C Jadi Tempat Pembuangan Sampah Karena TPA Belum Dibangun
Harapannya, warga bisa segera merasakan manfaat keberadaan tambang emas Tumpang Pitu.
Sementara Direksi PT BSI, Arif Firman mengaku, silaturahmi dan doa bersama ini merupakan langkah awal komunikasi yang sempat buntu. Selanjutnya, kata Arif, PT BSI akan memperbaiki komunikasi kepada seluruh masyarakat dan stakholder di seluruh Banyuwangi.
"Kami minta maaf. Apa yang salah akan kami perbaiki. Apa yang kurang kita tambahi," tegasnya. (dtc/ns/rev)
Baca Juga: Pro Kontra Tambang Emas Banyuwangi, Kepala Bakesbangpol Jatim: Gubernur Selalu Temui Warganya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News