JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam konflik NU akibat perselisihan dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang pada 1 - 5 Agustus 2015 lalu.
"Kalau dibutuhkan saya bersedia untuk memediasi," kata Wapres kepada para Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU seluruh Indonesia di ndalem kasepuhan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Sabtu sore (26/12/2015).
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Begitu tiba di Tebuireng, Wapres JK memang langsung menuju ndalem kasepuhan Pesantren Tebuireng. Wapres JK langsung mengadakan pertemuan tertutup dengan para PWNU dengan didampingi KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), pengasuh Pesantren Tebuireng.
Pantauan bangsaonline.com di ndalem kasepuhan, pertemuan Wapres dengan PWNU-PWNU itu benar-benar tertutup. Bahkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), wakil Gubernur Jawa Timur dan Nusron Wahid, mantan ketua umum GP Ansor yang kini ketua BNP2TKI yang sempat berada di depan ndalem kasepuhan dilarang masuk oleh petugas keamanan.
Wapres tiba pukul 17.45 di ndalem kasepuhan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dalam rangka menghadiri haul ke-6 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Wapres disambut Gus Solah) yang adik kandung Gus Dur.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Di ndalem kasepuhan, sudah berkumpul para ketua PWNU dari berbagai daerah, antara lain Ketua Tanfidziah PWNU Yogyakarta Prof Dr Rahmat Abdul Wahab, Rais Syuriah PWNU Papua Barat KH Ahmadi, Ketua Tanfidziah Riau Dr Tarmizi Tohor, Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Manshur, Ketua Tanfidziah Sulawesi Utara KH Sya'ban Mauludin, dan beberapa PWNU lainnya.
Yang menarik, Wapres ketika memberi sambutan di depan para kiai PWNU langsung menawarkan diri untuk jadi mediator demi penyelesaian konflik NU akibat kasus Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang pada 1 -5 Agustus 2015.
Tawaran Wapres itu disambut baik oleh para PWNU.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Sebelumnya ketika memberi pengantar pertemuan terbatas itu Gus Solah sempat memberi pengantar bahwa hingga saat ini NU mengalami perselisihan akibat Mukatamar NU ke-33. "Nanti biar teman-teman PWNU menyampaikan sendiri," kata Gus Solah.
Para Ketua PWNU itu kemudian menyampaikan unek-uneknya terutama terkait dengan pelanggaran Muktamar NU ke-33. Mereka yang menyampaikan uneg-uneg secara bergiliran adalah Prof Rahmat Abdul Wahab, Dr Husnul Khuluq, dan Dr Tarmizi Tohor.
Dalam rapat terbatas itu, hadir juga Ketua PWNU Maluku Utara KH Adam Mahrus, Ketua PWNU Maluku H. Faesal Musaad, Rais Syuriah Gorontalo KH Lahaji, Mustaayar PWNU Nusa Tenggara Barat KH. Mahfud, Wakil Rais Syuriah PWNU Sumatera Selatan KH Mardhi Abdullah, Ketua PCNU Prabumulih Sumsel Miftahuddin, Sekretaris PWNU Kepri Ir H Zainuddin dan pengurus NU lainnya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Usai pertemuan, Wapres mengikuti salat jamaah maghrib di masjid Tebuireng dengan didampingi Gus Solah. Wapres cukup lama di ndalem kasepuhan. Bahkan sempat berfoto bersama dengan para ketua PWNU di ndalem kasepuhan.
Usai ramah tamah, Wapres ikut salat jamaah isya' di masjid Tebuireng dengan didampingi Gus Solah. Usai salat isya' Wapres menuju ke acara haul Gus Dur yang bertempat di area makam Presiden RI ke-4 itu.
Di makam tersebut, selain Gus Dur, juga dimakamkan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim (putra Mbah Hasyim dan ayah Gus Dur), KH Yusuf Hasyim (putra Mbah Hasyim yang merupakan paman Gus Dur dan keluarga Mbah Hasyim lainnya. (ma)
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News