SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Seorang balita di Desa Pakandangan Sangrah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, bernama Rahmat yang akan memasuki umur 5 tahun, menderita gizi buruk. Badannya sangat kurus. Bahkan ia tidak bisa menggerakkan anggota badannya. Tidak bisa bicara dan hanya bisa menangis. Balita itu menderita gizi buruk setelah lebih dari dua tahun ditelantarkan kedua orangtuanya untuk bekerja di Malaysia
Rahmat diasuh oleh keluarga kurang mampu. Karena keterbatasan biaya, Rahmat baru dibawa ke puskesmas setempat sekitar sebulan yang lalu untuk menjalani perawatan.
Baca Juga: Daerah Endemis Kusta Dapat Bantuan Sumur Air Tanah
Pak Niwa, kepala keluarga yang mengambil asuh Rahmat, mengatakan sudah tiga tahun merawat anak malang itu. Ia merasa kasihan karena memang masih kecil sudah ditinggal kedua orangtua.
“Saat menitipkan anak itu, orangtuanya berjanji akan mengirim uang untuk kebutuhan Rahmat,” ujarnya, Senin (25/1).
Selain itu, tutur Pak Niwa, orangtua Rahmat juga berjanji akan pulang setelah satu tahun bekerja di Malaysia. Janji mengirimkan uang dipenuhi sebanyak dua kali. Tapi janji pulang setelah satu tahun bekerja tidak ditepati. “Orangtua Rahmat sempat mengirim uang dua kali. Tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya,” ujarnya.
Baca Juga: Siswa Penderita Tumor Tulang Ganas di Sumenep Divonis Dokter tak Bisa Diselamatkan
“Jika nanti orangtuanya datang dan mau mengasuh Rahmat lagi, saya tidak keberatan sama sekali,” sambungnya.
Sementara Sulaihah Heriningsih, dokter Puskesmas Bluto yang merawat Rahmat, memaparkan bahwa perkembangan balita itu agak lamban, dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk sembuh total. Pasalnya, selain menderita gizi buruk, Rahmat juga menderita penyakit lain yang menghambat pertumbuhannya. Meski demikian, Sulaihah bersyukur dengan perkembangan yang terjadi.
“Berat badan Rahmat saat tiba di Puskesmas 8 kg. Tapi sekarang sudah seberat 9,7 kg,” urainya.
Baca Juga: Ambulans di Pulau Gili Raja Tak Difungsikan Maksimal
Rahmat merupakan sebagian kecil anak-anak penderita gizi buruk di Sumenep. Diyakini masih banyak lagi anak lain yang menderita penyakit sama. Untuk tahun 2015 kemarin, penderita gizi buruk di Sumenep sebanyak 16 anak. Diharapkan, pemerintah setempat berupaya semaksimal mungkin untuk menekan angka gizi buruk. (smn/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News