PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Grand Syaikh Al-Azhar Prof Dr Ahmed Muhammad Ahmed El-Tayeb benar-benar menjadi tamu istimewa Indonesia. Selain diterima langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Grand Syaikh juga dianugerahi Doktor Honoriscausa. Yang menarik, selama enam hari di Indonesia Grand Syaikh selalu lengket dan didampingi KH Hasyim Muzadi, anggota Wantimpres dan mantan ketua umum PBNU dua periode.
Bahkan ketika di UIN Malik Ibrahim Malang dan Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur Grand Syaikh secara khusus naik pesawat kepresidenan bersama Kiai Hasyim Muzadi. ”Lha iya saya yang diendhang–endheng ke mana-mana,” kata Kiai Hasyim Muzadi kepada BANGSAONLINE.com sembari tertawa.
Baca Juga: Tafsir Al Quran Aktual: Kebanggaan Kentut dan Seks Brutal Kaum Nabi Luth
Sejak diterima Presiden Jokowi di Istana Merdeka, pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu memang secara resmi telah mendampingi Grand Syaikh bersama para tokoh dan pejabat tinggi negara.
Pada Kamis (25/2), Grand Syaikh mengunjungi Pondok Modern Gontor. Grand Syaikh berangkat dari Malang bersama Kiai Hasyim Muzdi naik pesawat kepresidenan. Memang hari sebelumnya, Rabu (24/22),Grand Syaikh berada di UIN Malang bersama Kiai Hasyim Muzadi. Ia dianugerahi gelar Doktor Honoriscausa oleh UIN Malang.
Fajar Arto, wartawan BANGSAONLINE.com di Ponorogo melaporkan bahwa Grand Syaikh di Pondok Modern Gontor menyampaikan pidato bermisi Islam moderat di depan para ustadz dan santri pesantren popular itu. Memang, selama enam hari di Indonesia, Imam Besar Mesir tersebut, termasuk ke Gontor Ponorogo, Jawa Timur, terkait kerja sama bidang pendidikan dan penyebarluasan ajaran Islam moderat.
Baca Juga: Siksa Dosa Homoseks Lebih Mengerikan Ketimbang Dosa Syirik dan Kufur Fir'aun
Selama di Indonesia, Grand Syaikh sempat mengomentari tentang bahaya Syiah dan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Menurut dia, LGBT termasuk syudzuz jinsiyah wa amradh al-jins (penyimpangan dan penyakit seks). Karena itu, pelaku LGBT harus diobati.
"Pengobatan itu bagian dari perhatian Islam atas sisi kemanusiaan mereka," kata Grand Syekh saat di Jakarta.
Ia mengkritik alibi kelompok pendukung LGBT yang kerap menggunakan isu HAM. Menurutnya, konsep HAM Barat tidak semua kompatibel dengan dimensi kemuliaan kemanusiaan. Sebab, HAM Barat dibangun berdasarkan logika positivistik sains dan cenderung mengabaikan sisi nilai dan etika.
Baca Juga: Gila, 90 % Dosen Wanita Tak Nikah, LGBT Merajalela, Laporan M Mas'ud Adnan dari Bangkok (4)
Karena itu, konsep HAM ada yang sesuai dengan Islam, tapi banyak yang bertentangan. Kasus LGBT termasuk yang bertentangan dengan nilai-nilai kesucian, kehormatan, dan fitrah kemanusiaan.
Ia pun menganalogikan perilaku LGBT itu pada hewan. Hewan saja tidak pernah melakukan hubungan seks dengan sesama jenis, tapi anehnya Barat melegalkan hubungan sesama jenis manusia dengan alasan HAM.
"Sungguh tidak manusiawi," kata dia.
Baca Juga: Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan
"Dalam Alquran secara langsung dan tidak langsung sudah dijelaskan bahwa LGBT itu haram. Di berbagai surat pun seperti Al Hijr dan Al Araf pun dikatakan demikian," katanya dalam acara Orasi Perdamaian di Auditorium Prof Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang, Banten, Selasa (23/2/2016).
Ia menegaskan bahwa LGBT menyimpang dari ajaran agama. Dia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk membentengi diri dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT.
"Jelas sekali bahwa perbuatan itu haram. Dalam sunah, hadis itu (LGBT) haram. Tidak ada pertentangan dan bantahan lagi. Kalau yang masih membantah berarti mereka tak paham isi Al-Qur'an, sunah dan hadis," tegasnya.
Baca Juga: Nilai Konser Coldplay Tak Sesuai Pancasila, Menparekraf Tanggapi Kritikan MUI
Direktur Pusat Studi Alquran (PSQ) Prof Dr Quraish Shihab dalam wawancara eksklusif Republika di Malang, Rabu (23/2) juga berpandangan sama. Mengutip pendapat Grand Syekh, Quraish mengatakan, LGBT merupakan penyakit yang harus diobati.
"Grand Syekh mengatakan, binatang saja tidak ada yang melakukan pernikahan sejenis. Kalau ada manusia yang melakukan pernikahan sejenis, dia lebih buruk dari binatang," kata Quraish mengutip pernyataan Grand Syekh Al-Azhar.
Grand Syeikh yang ketua Majelis Hukama Al Muslimin juga memperingatkan penduduk Indonesia yang merupakan negeri Sunni terbesar akan bahaya penyebaran ajaran Syiah terhadap para penganut Sunni.
Baca Juga: Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Sebagaimana dilansir situs resmi Al-Azhar As Syarif, azhar.eg, Selasa, (23/02/2016), Grand Syeikh menegaskan selama kunjunganya ke Pusat Studi Al-Quran (PSQ) di Jakarta, bahwa persatuan antara ummat Islam merupakan hal yang diperlukan, dan banyak yang menyerukan kepada hal ini, akan tetapi dengan syarat persatuan yang diupayakan tersebut tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan sebuah agenda politik atau sektarian pribadi yang sering menyebabkan perpecahan internal di kalangan ummat Islam.
Grand Syeikh Al-Azhar juga menyerukan kepada pemuda Muslim di Indonesia yang mayoritas sunni untuk berpegang teguh kepada aqidah mayoritas Ahlu Sunnah wa Al Jama’ah dan tidak berpaling kepada seruan perpecahan dan fanatisme madzhab yang tercela.
Dia juga menambahkan, bahwa kurikulum al-Azhar, baik dalam akidah, pemikiran dan perilaku adalah menjamin keselamatan umat dari terjerumus ke dalam bahaya ekstrimisme, sektarian, dan perpecahan. (tim/dari berbagai sumber)
Baca Juga: Bobby Nasution Tegaskan Kota Medan Anti LGBT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News