Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com – Tulisan ini tidak sedang menafsir ayat studi (al-Nahl: 69), melainkan sekadar menyela sejenak demi nimbrung bicara soal gerhana matahari total 9 Maret 2016 kemarin. Sebagian wilayah negeri ini dilewati fenomena alam yang langka itu.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Nimbrungisasi ini terdorong rasa gelisah, betapa ulah umat manusia beragam tatkala menyikapi gerhana. Ada yang memandangnya sebagai moment wisata, sehingga dimanfaatkan untuk mengais rejeki, ada yang dirayakan lewat pegelaran seni dan lain-lain. Al-Qur'an sendiri menyinggung soal gerhana pada surah al-Qiyamah: 8, "Wa khasaf al-qamar" (dan rembulan pun gerhana).
Apa sikap Rasulullah SAW ketika gerhana terjadi?
Bersama para sahabat, beliau shalat dua rakaat. Satu rakaat dua kali ruku', sehingga total ada empat ruku'. Sujud dan lain-lain seperti biasa. Bacaannya panjang dan begitu salam, matahari nampak pulih kembali. Lalu berkhutbah pendek yang isinya antara lain: "Mentarai dan rembulan adalah tanda kebesaran Allah. Tidak gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Bila kalian menjumpai gerhana, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah".
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Tidak ada agama yang mempunyai konsep ibadah spesial gerhana, selain islam. Hal itu karena Islam sangat konsen terhadap keutuhan keimanan, harus benar-benar bersih dan tak boleh ternodai oleh persepsi apapun.
Setidaknya ada dua muatan global dari khutbah Nabi itu. Pertama, menangkis persepsi animistik, kemusyrikan dan tahayyul yang keliru. Kedua, solusi teologis menuju religiositas yang benar.
Hari itu, ketepatan Gus Ibrahim, putra Nabi Muhammad SAW wafat. Masyarakat Arab meyakini bahwa Matahari ikut berkabung dan berbelasungkawa. Anggapan itu masih sedemikian kental, meski islam telah bersinar di Madinah. Nabi segera mengoreksi dengan mengarahkan ke rana ibadah yang positif. Nabi mendudukkan persoalan gerhana pada tempatnya, yakni sebatas fenomena alam biasa dan tidak lebih.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Kerja purifikasi teologis ini dilakukan Nabi tidak hanya pada peristiwa gerhana saja, melainkan ada di banyak hal. Misalnya, mengganti nama hari yang berasal dari kepercayaan Yunani kuno. Hari Dewa Matahari (Sunday), Hari Dewa Rembulan (Monday) dan seterusnya yang berbau syirik diganti dengan hitungan-hitungan biasa, hari Ahad (pertama), hari Senin (kedua) dan seterusnya. Nama kecil Abu Bakar adalah Abd Syams (hamba dewa matahari), oleh nabi diganti dengan Abdullah (hamba Allah).
Kemudian ditunjuk empat perintah ketika seseorang menjumpai gerhana, yakni: Pertama, Berdoa. Berdoalah memohon kebaikan, segala yang fenomena buruk seperti terlambangkan pada peristiwa gerhana agar dijauhkan. Kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan, kemaksiatan, kebrutalan, kekerasan moga lenyap dan berganti cahaya baru.
Kedua, bertakbir. Memerankan Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Agung. Karena keagungan-Nya, maka tidak ada yang tidak beres di tangan Yang Maha Agung.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok
Ketiga, shalatlah. Dengan shalat, setidaknya semua tahayyul negatif lenyap dan yang ada hanyalah Allah SWT saja. Hikmah lain, dengan shalat di tempat tertutup, pandangan mata merunduk, pastilah aman dari efek buruk gerhana, semisal sakit mata. Nabi tidak menjelaskan efek buruk gerhana karena pengetahuan umat waktu itu belum ke sana. dan keempat, bersedekah. Selain amal kemanusiaan, sedekah adalah tolak balak.
Tapi sayang, islam sudah mengikis keyakinan negatif dan riak-riak kesyirikan akibat gerhana, kini masih diangkat-angkat lagi kepercayaan Jowo Tengik yang menyesatkan. Katanya, matahari sedang dimakan Buto Ijo. Gambar dan ikon dipajang. Lalu dipentaskan pada pagelaran atas nama seni. Bagi umat beriman, hal itu tidak bisa dipandang hanya murni seni. Semoga Tuhan menjaga keimanan kita tetap murni bersinar dan tidak gerhana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News