NGANJUK, BANGSAONLINE.COM - Sejak istrinya meninggal sekitar tujuh tahun yang lalu, Tukijan (70) warga Desa Gemenggeng Kecamatan Pace yang tidak memiliki pekerjaan tetap bersama anaknya Siti Zulaikah (14) siswi MTSN NU Joho Pace setiap hari harus rela tidur di kandang kambing.
Hal ini dilakukan karena duda dengan satu anak ini sudah tidak mampu lagi membangun rumah, karena himpitan ekonomi.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Tukijan yang tidak memiliki pekerjaan tetap hanya sebagai buruh tani ini, penghasilannya untuk makan saja masih serba kekurangan. Bahkan saat anaknya masih kecil, saat dia bekerja di sawah, anaknya selalu diajak karena tidak ada yang mengasuhnya.
Kandang kambing yang berukuran 4x4 ini oleh Tukijan sengaja dibuat tingkat, di bagian atas kandang kambing miliknya disekat dengan bambu sehingga dapat dipergunakan tidur bersama putrinya.
Gigitan nyamuk dan bau kencing kambing sudah menjadi hal yang biasa sehingga mereka sudah tidak memperdulikan lagi. Sementara untuk memasak dia membuat pawon (tungku api) dari tatanan batu bata, di samping kadang kambing miliknya.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
Sebenarnya dirinya dulu juga memiliki rumah, rumah miliknya diminta oleh istri ke duanya karena dulunya dibangun ditanah pekarangan milik mantan istrinya.
”Sebenaranya dulu kami juga memiliki rumah walaupun sederhana, tetapi rumah kami dimunta mantan istri ke dua kami,” jelas Tukijan Selasa (26/4) kepada BANGSAONLINE.
Ditambahkan oleh Tukijan, karena dirinya tidak mampu lagi membangun rumah, maka kandang miliknya dia jadikan juga sebagai tempat tinggal. ”Kami hanya memiliki kandang ini, supaya kami bisa tidur, maka kami rekayasa supaya kami punya kamar,” jelasnya.
Baca Juga: Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Kamituwo/Perangkat desa setempat saat dikonfirmasi membenarkan kalau salah satu warganya ada yang tidur di kandang kambing. Dia mengaku sudah mengupayakan bantuan melalui aparatur desa, tetapi hingga saat ini belum ada bantuan. Hanya bantuan sembako yang rutin setiap bulan..
Pihak desa berharap, lanjut Kamituwo, agar pemerintah dapat memberikan bantuan kepada Tukijan supaya dia bersama anaknya dapat hidup lebih layak.
Lain halnya dengan Agus anggota Komisi B DPRD Nganjuk yang juga ikut menyambangi Tukijan mengatakan, pihaknya akan membantu Mbah Tukijan untuk segera mendapatkan bantuan dari program bedah rumah.
Baca Juga: Tim Kurator Balai Harta Peninggalan Surabaya Gali Potensi Harta Pailit PT RRI
Karena lanjut Agus, dia yang seharusnya mendapatkan program bantuan ini. ”Kalau mbah Tukijan mendapat bantuan bedah rumah, berarti sasaran yang pas,” jelas Agus.
Agus juga mengimbau kepada aparatur desa, untuk tanggap apabila ada warganya yang membutuhkan bantuan. Karena tanpa informasi dari pemerintahan ditingkat bawah niscaya dirinya tidak akan mampu mengontrol seluruh warga. ”Kami berharap proaktif aparat desa untuk memberikan informasi kepada kami,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News