BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, mengklaim alokasi pupuk bersubsidi untuk musim tanam kemarau bulan depan sudah tercukupi. Sehingga, masalah kekurangan pupuk di Bojonegoro kemungkinan tidak akan ada lagi.
"Kuota pupuk itu jika bulan ini terjadi kekurangan, maka akan kami ambilkan jatah pada bulan selanjutanya. Begitu pada bulan selanjutnya," ungkap Kadisperta Bojonegoro, Ahmad Djupari ketika dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Kamis (28/4).
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
Tetapi, lanjut dia, pihaknya tetap akan meminta tambahan jumlah pupuk bersubsidi itu pada akhir tahun. Sebab, pada akhir tahun, para petani akan kembali melakukan tanam padi, tepatnya pada musim penghujan.
"Biasanya seperti itu, kalau akhir tahun baru terjadi kekurangan pupuk," ungkap mantan kepala Dishutbun Bojonegoro itu.
Dia menjelaskan, pada tahun 2016 ini, Bojonegoro mendapat jatah pupuk dari pemerintah jenis Urea sebanyak 54,922 ton dari RDKK 76,075 ton, jenis ZA jatah 20,838 ton dari RDKK 37,049 ton, jenis SP 36 jatah 15,317 dari RDKK 32, 987 ton, jenis NPK jatah 37,432 ton dari RDKK 93,584 ton dan pupuk jenis Petroganik 25,511 ton dari RDKK 158,352 ton.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
Jumlah di atas meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 untuk pupuk jenis Urea jatah alokasi sebanyak 53,928 ton dari RDKK 83,377 ton, jenis ZA jatah 18,837 ton dari RDKK 32,535 ton, jenis SP 36 jatah 14,640 dari RDKK 31,026 ton, jenis NPK jatah 38,152 ton dari RDKK 93,078 ton dan pupuk jenis Petroganik 25,481 ton dari RDKK 151,173 ton.
Menurut dia, pada musim kemarau mendatang hampir seluruh wilayah di bantaran Sungai Bengawan Solo akan melakukan tanam padi, di antaranya Kecamatan Kalitidu, Purwosari, Kasiman, Trucuk, Balen, Kanor, Kapas, Sumberejo dan Baureno. Para petani memanfaatkan aliran air sungai terpanjang di pulau jawa itu untuk keperluan tanamannya.
"Di daerah bantaran Bengawan Solo yang dipastikan bisa panen padi hanya pada musim kemarau, karena musim itu tidak ada banjir dari sungai. Kakau musim penghujan lahan mereka penuh dengan air, hampir 60% petani tidak bisa bertanam," pungkasnya. (nur/rev)
Baca Juga: Di Bojonegoro, Tikus Laku Rp 2.000 Per Ekor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News