BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sebulan menjelang bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Blitar mulai tidak stabil. Kondisi itu terpantau di Pasar Wlingi, Kamis (12/5). Harga bawang merah mengalami naik menjadi Rp 36 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 28 ribu. Harga bawang putih, juga naik dari Rp 24 ribu menjadi Rp 26 ribu per kilogram.
Dwi, salah satu pedagang di Pasar Wlingi mengatakan, meski harga bawang merah maupun bawang putih naik, namun komoditas lain seperti cabai merah maupun cabai kecil, masih stabil di kisaran Rp 12 ribu untuk cabai kecil dan Rp 17 ribu untuk cabai merah besar. "Harganya memang tak bisa diprediksi. Kadang naik kadang turun Karena tergantung cuaca dan stok", ujarnya.
Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024
Harga kebutuhan pokok lainnya seperti gula pasir dan telur ayam, harganya naik sejak tiga hari terakhir. Gula pasir yang sebelumnya Rp 13 ribu, naik menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram. Sedangkan telur ayam dari Rp 15 ribu, naik menjadi Rp 16.500 per kilogram.
Dwi menjelaskan, meski harga tak stabil, tapi sampai saat ini belum terlihat penurunan minat pembeli. Bahkan kata dia, pembeli saat ini tidak peduli dengan harga yang naik karena memang kebutuhan. "Tetap ramai meski harga tidak stabil," jelasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Blitar Molan membenarkan, jika menjelang bulan puasa harga sejumlah kebutuhan pokok dan bumbu dapur memang tidak stabil.
Baca Juga: Usai Lebaran, Bupati Blitar Kembali Genjot Program OVOP
"Selain karena kebutuhan semakin meningkat, stok beberapa komoditi seperti gula pasir saat ini memang sedang turun, karena belum memasuki musim giling tebu," jelasnya.
Molan menambahkan, jika saja kenaikan harga kebutuhan pokok terus terjadi, bukan tidak mungkin akan dilakukan operasi pasar. Namun sementara ini, masih belum ada rencana operasi pasar. Karena fluktuasi harga saat ini dirasa masih normal, dan masih bisa dijangkau masyarakat.
“Jika harga bahan pokok khusunya sembako mengalami kenaikan cukup tinggi dan tidak lagi terjangkau, barulah kami akan lakukan operasi pasar. Selain itu untuk operasi pasar juga harus berkoordinasi dengan pihak Bulog,” imbuhnya. (tri/rev)
Baca Juga: Permintaan Gas Elpiji Nonsubsidi di Blitar Turun Hingga 10 Persen, ini Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News