Gus Solah Prihatin Kekerasan pada Anak, Ajak Masyarakat Berempati

Gus Solah Prihatin Kekerasan pada Anak, Ajak Masyarakat Berempati Gus Solah saat memberikan sambutan di acara Wisuda Purna Siswa Yayasan Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (29/05). foto: romza/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Kasus kekerasan, baik seksual maupun fisik terhadap anak yang masih tinggi menuai perhatian Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Salahuddin Wahid. Adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang biasa dipanggil Gus Solah itu menuturkan keprihatinannya dan mengajak masyarakat semakin berempati kepada anak.

Pernyataan tersebut disampaikan Gus Solah saat memberikan sambutan di acara Wisuda Purna Siswa Yayasan Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (29/05) lalu.

"Kita semua sudah mendengar, membaca dan mengamati perkembangan berbagai kasus kekerasaan yang diterima dan dilakukan anak-anak, itu sudah memprihatinkan,” kata Gus Solah di depan para santri dan wali murid.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengulas sebuah data bahwa pada tahun 2010 kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 120 ribu kasus, kemudian tahun 2015 mengalami peningkatan mencapai 370 ribu kasus.

“Kekerasaan ini menjadi sebuah fenomena yang menjadi tanggung jawab kita semua,” ulas dia.

Menurutnya, Perppu (Peraturan Pengganti Undang-Undang) atas perubahan kedua UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang saat ini sudah ditandatangani presiden merupakan bentuk penyelesaian masalah. Meskipun masih di hulunya (ujungnya). Karena sebenarnya permasalahan kekerasan tersebut tidak hanya di hulunya, tapi juga bisa diselesaikan melalui lembaga pendidikan, termasuk orang tua maupun guru.

“Tugas orang tua mendidik anak dialihkan kepada pengasuh, para ustadz, dan pembina kamar saat di pesantren. Mereka itu adalah orang yang bertugas untuk membimbing anak-anak kita supaya terjauh dengan hal-hal yang melanggar hukum,” terang dia.

Gus Solah juga membeberkan sebuah hasil penelitian yang menyebut bahwa kekerasan terjadi karena tiga penyebab. Pertama pengaruh modal sosial seperti pendidikan, orang tua, agama, guru, dan umat. Kedua karena pengaruh jejaring media sosial seperti Facebook, twitter dan lain-lain. Sedangkan yang ketiga pengaruh empati.

"Jadi, selain menjaga anak dari pengaruh media sosial, kita semua juga harus berempati kepada anak-anak," tandas Gus Solah. (jbg1/ns) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO