KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - PT Batu Wisata Resort (BWR), salah satu BUMD Kota Batu bersama Bagian Administrasi Ekonomi Perbankan (Ekbang) Kota Batu menggelar seminar peningkatan manajemen investasi daerah dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan di balai kota Batu , Kamis (2/6) kemarin.
Pesertanya di antaranya pelaku UKM, siswa SMK yang baru lulus, serta siswa SMK yang masih kelas 12. Diharapkan tiga lapis generasi ini membentuk rantai usaha yang saling memberi dan saling menerima, sehingga menjadi komunitas wirausaha yang cukup diperhitungkan di Kota Batu.
Baca Juga: Kopi Asal Kota Batu Diminati Perusahaan Asal Mesir, Pesan 240 Ton untuk Tahun 2022
Seminar mendatangkan mentor Ir Luki Budiarti, owner ArjunA Flora, pengusaha ekspor-impor, Ir Riyanto, Ketua APKB (Asosiasi Pengusaha Kota Batu), serta Suluh Wahyu Pambudi, Founder ILHAMI Education and Training Center. Ketiga mentor membagikan pengalamannya pada semua yang hadir disertai acara tanya jawab.
Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko saat membuka acara seminar mengakui bahwa Kota Batu ini sukses dan maju bukan karena kepala daerahnya. Tapi memang masyarakatnya sangat kondusif dan memiliki keinginan untuk maju. Jadi pemerintah hanya memfasilitasi. ER, panggilan Eddy Rumpoko berharap anak muda harus pandai menangkap peluang di Kota Wisata Batu yang sekarang sudah dikunjungi sekitar 4 juta pengunjung per tahun ini.
"Jadi adik-adik jangan hanya jadi penonton, jangan hanya bangga Kota Batu ramai, jadilah pelaku di kotanya sendiri," harap dia.
Baca Juga: Wali Kota Batu: Perkembangan UMKM Dipengaruhi Tingginya Kunjungan Wisatawan
ER juga bercerita di awal kepemimpinannya, bahwa sulit mencari investor di Kota Batu ini. Andai ada yang menginvestasikan Rp 10 miliar saja sudah luar biasa. Ternyata sekarang sudah berbalik, menginvestkan Rp 200 miliar tidak takut.
ER sedikit membocorkan peluang pada para peserta, bahwa walaupun Kota Batu sudah menjadi 10 besar dunia untuk kota kecil yang dikunjungi wisatawan, tapi kulinernya belum kuat, cinderamatanya belum kuat, sistem transportasinya belum kuat, penginapan yang mengandung wisata alam juga belum kuat. "Efek domino ini yang harus kita tangkap terutama yang masih muda-muda ini," papar dia.
Soal pajak retribusi yang memang naik terus tiap tahunnya dan paling banyak meyumbang PAD Kota Batu, ER malah menomorduakannya, tak pernah menarget pajak retribusi harus dapat sekian per tahun. "Yang penting pengusaha untung dulu, orang yang jualan kopi, orang yang jual makanan untung dulu," tutupnya. (dik/ns)
Baca Juga: Peresmian Sahabat UMKM Warnai HUT ke-2 Koperasi Produsen Anugerah D’Miya Batu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News