Pondok Ceweng Bojonegoro, Santrinya Orang Gila, Diterapi Pakai Bekas Air Wudhu

Pondok Ceweng Bojonegoro, Santrinya Orang Gila, Diterapi Pakai Bekas Air Wudhu Abah Choir (pakai jubah hitam) saat memberikan tausiyah pada santrinya, yang mayoritas orang-orang gila. foto: EKY NURHADI/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Semakin banyak orang yang mengalami gangguan jiwa ditemui terlantar di pinggir jalan. Mereka terus bergerak ke mana kaki melangkah. Mereka tak punya arah. Hidupnya tak punya susah, tapi kasihan.

Kemiskian dan keterbatasan biaya untuk pengobatan terkadang menjadi alasan keluarga melepaskan mereka di jalan hingga hidup jauh dari kesan layak. Sehingga seringkali mereka terjaring razia lalu dibuang keluar daerah dengan alasan mengganggu pemandangan kota.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Kondisi inilah yang menggugah KH. Choirul Anam. Ya, dia merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Asy’ari, di Dusun Ceweng, Desa Tanjungharjo, Kecamatan Dander, Bojonegoro. Dia memiliki ratusan santri yang sebagian merupakan seorang penderita gangguan jiwa. Sehingga nama pondoknya akrab dengan sebutan pondok gila.

Ada belasan orang gila yang masih dirawat layaknya manusia normal. Kini sudah 16 penderita gangguan jiwa yang diasuh di ponpes yang terletak Kecamatan Dander ini. Mereka setiap hari menjalani terapi penyembuhan.

Salah satu cara terapi, para penderita diwajibkan mandi dengan air limbah wudhu para santri. “Setiap hari tiga kali terapi mandi air limbah wudhu para santri,” ungkap Abah Choir sapaan akrabnya.

Baca Juga: Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas

Ia mengungkapkan, pengobatan gratis bagi penderita gangguan jiwa, merupakan usaha untuk menolong sesama yang selama ini luput dari perhatian pemerintah.

Ia mengklaim telah berhasil menyembuhkan sejumlah penderita gangguan jiwa. Mereka kini sudah pulang ke rumah keluarga masing-masing. Belasan orang gila tersebut mendapat asuhan tiga ustadz atau pengajar tanpa ada pungutan biaya. Penderita mayoritas anak dari keluarga tidak mampu.

Dia menegaskan, meski sudah terkatung-katung di jalan, mereka juga berhak untuk diperhatikan layaknya orang normal. Mereka juga memiliki hak untuk tempat yang layak.

Baca Juga: Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO