​Di Jepang Adzan Tak Boleh Terdengar di Luar Masjid, Kiai Cholil Nafis Jadi Khatib Salat Id

​Di Jepang Adzan Tak Boleh Terdengar di Luar Masjid,  Kiai Cholil Nafis Jadi Khatib Salat Id KH Cholil Nafis bersama warga Indonesia di Jepang dengan latar belakang pembangunan Masjid Indonesia di Jepang. Foto: istimewa

Ada juga masjid terbesar di pusat kota , yaitu Tokyo Camii. Masjid ini dibangun dengan gaya Ottoman bernuansa modern yang mengesankan. Arsitekturnya mirip Masjid Biru yang tersohor di Istambul karena material Masjid Camii memang didatangkan langsung dari Turki. Sekitar seratus pengrajin Turki bekerja selama satu tahun untuk membangun lantai dua masjid sedangkan pusat budaya terletak di lantai bawah. Bangunan ini adalah sebuah karya seni yang mempunyai pesona menakjubkan sebagai tempat suci.

Umat muslim Indonesia yang tinggal di Tokyo baru memulai membangun masjid sebagai sarana ibada umat muslim Indonesia yang jumlahnya sekitar tiga puluh ribu orang di dan sekitar sepuluh ribu tinggal di Tokyo. Selama ini kegiatan sosial keagamaan warga Indonesia di Tokyo dilakukan di Balai Indonesia yang tak banyak menampung jamaah. Bahkan saat salat Idul Fitri atau Idul Adha pun dilakukan dengan dua gelombang.

Idul Fitri tahun 1437 H ini saya menjadi Imam dan Khatib di gelombang pertama.
Pembangunan Masjid Indonesia Tokyo sejak lama direncanakan, namun baru bisa direalisasikan tahun lalu dan mulai peletakan batu pertama pertanda mulai dibangunnya masjid pada bulan Ramadan 1437 H ini. Desain bangunan dan proses izin mendirikan bangunan memakan waktu satu tahun.

Desain bangunan tidak boleh mengganggu tetangga, baik dari aspek desain atau jarak antar bangunan. Bangunan harus ada jarak agar tidak sulit untuk mengatasi jika terjadi kecelakaan atau kebakaran. Saat dilakukan pembangunan pun akan dikontrol tiga kali oleh pihak berwenang untuk memastikan kesesuaian pembangunan dengan desainnya.

Masjid Indonesia Tokyo akan dibangun di atas tanah seluas dua ratus meter milik Pemerintah Indonesia dan berlantai tiga. Masjid ini akan menampung sekitar delapan ratus Jemaah. Bahkan jika dipakai dengan halamannya akan bisa menampung seribu lebih jamaah salat. Bangunan masjid ini akan menyambung dengan Balai Indonesia yang berada disamping Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

Pembangunan Masjid Indonesia Tokyo akan menelan biaya sebesar 160.000.000 Yen setara dengan Rp 18 milyar. Pembangunan ini tetap dimulai meskipun dana yang terkumpul baru lima belas milyar. Insyaallah melalui tangan dermawan warga negara Indonesia masjid ini akan terus dibangun dan ditargetkan selesai pada 2016 ini.

Sebagai anak bangsa Indonesia, saya ikut bangga dengan gairah ke-islam-an saudara-saudara kita yang hidup di , khususnya di Tokyo. Mereka kompak dan guyub dalam wadah Keluarga Masyarakat Indonesia (KMII) . Mereka adalah motor seluruh kegiatan sosial keagamaan dan gotong royong di dan didukung oleh seluruh jajaran Kedutaan Besar Republik Indonesia () di Tokyo. Kita berdoa mudah-mudahan pembangunan Masjid Indonesia Tokyo berjalan lancar. Amin.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO