JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Mental peminta-minta masih ada dalam banyak masyarakat. Hal itu terlihat dari masih banyaknya pengemis dan pengamen yang berkeliaran baik di jalanan maupun di rumah-rumah warga. Meski demikian, karakter peminta atau pengamen tersebut tidak untuk Reyang Permana (11) yang lebih memilih menjadi tukang lap kendaraan.
Sekalipun terlahir dari keluarga tidak mampu, bocah kelas VI SD itu menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menjadi pengamen. Justru Putra ketiga dari pasangan suami istri (Pasutri) Adi Suparno (40) dan Anik Nur Sholikhah (36) itu merasa hebat dengan menukarkan jasanya kepada pemilik kendaraan.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
"Saya bukan peminta-minta. Lebih baik saya bekerja seperti ini dari pada saya mengemis di jalan, sembari mencari pekerjaan lain, siapa tahu ada," katanya dengan polos saat ditemui di Jl Adityawarman depan salah satu Apotek Jombang tempat Reyang mengelap kendaraan.
Bocah asal Dusun/Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto itu setiap hari sepulang dari ngaji pergi ke salah satu apotek di belakang RSUD Jombang untuk mengelap kendaraan pengunjung. Baik sepeda motor maupun mobil. Hebatnya, dalam pantauan Bangsaonline secara tersembunyi di lokasi Reyang mengelap kendaraan, meskipun sudah mengelap kendaraan pengunjung, Reyang tidak lantas meminta uang sebagai tanda balas jasanya. Namun, bocah mungil tersebut memilih menunggu diberi oleh pemilik kendaraan. Bahkan, Ia selalu menanyakan kepada pemilik kendaraan yang memberi uang di atas Rp 2000 karena dianggap terlalu banyak.
Ia menceritakan, selain harus mengorbankan waktu bermainnya, ia pun harus menahan malu. Kala beberapa teman memergokinya saat sedang menjalankan aktivitasnya sebagai pembersih motor dan tukang parkir.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
"Sering ketahuan teman-teman. Ya malu, tapi mau bagaiamana lagi. Saya juga pernah diolok-olok waktu di sekolah karena bekerja mengelap sepeda motor di sini," ungkap Reyang.
Reyang menuturkan, tak hanya menjadi bahan olokan temannya, ia pernah mendapatkan pengalaman pahit saat awal-awal melakoni pekerjaannya. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD itu pernah diusir oleh karyawan toko.
"Berkali-kali saya diusir dulu, tapi saya tidak hiraukan. Besoknya saya tetap kembali bekerja dan itu terus saya lakukan. Mungkin orangnya capek terus menerus mengusir saya, hingga akhirnya saya dibiarkan mengelap sepeda motor di sini," imbuhnya.
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
Selain itu, Reyang mengaku tak jarang disemprot pemilik motor yang parkir di emperan toko itu. Tidak sedikit dari mereka yang mengira jika bocah asal Desa Sumber, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang itu merupakan pencuri cilik yang sedang mengincar barang bawaan yang ditinggal di kendaraan.
"Sering juga dimarahi pemilik motor, tapi saya selalu diam saja. Kalau orangnya bisa diberikan pengertian, selalu saya jawab. Tapi kalau tidak, saya hanya mendengarkan saja," jelasnya sembari tersenyum.
Kendati demikian, Reyang tak pernah patah arang. Omongan miring tentang dirinya, tak pernah sekalipun menyurutkan niatnya untuk membantu keluarganya itu. Kebutuhan ekonomi keluarganya menjadi semangat dirinya untuk terus bekerja.
Baca Juga: Perangkat Desa di Jombang Ditangkap Usai Terlibat Illegal Logging
"Saya sangat ingin membantu orang tua dan adik saya. Saya sendiri menabung untuk bisa terus sekolah. Meskipun saya tidak pandai, tapi saya ingin tetap bersekolah. Agar saya bisa menjadi tentara nantinya," tandasnya.
Di rumah sederhana ukuran 3x9 meter persegi itu, Reyang tinggal bersama empat saudarannya. Sejak kecil, jiwa kepedulian anak ketiga dari lima bersaudara itu sudah terlihat.
"Sejak kecil memang dia sangat menyayangi kedua adiknya. Kalau adiknya ingin apapun, dia selalu membelikan. Ya uang dari hasil ngelap motor itu," ungkap Anik kepada awak media.
Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Perampok Minimarket di Jombang
Anik pun mengakui, jika dirinya tak bisa memberikan uang bagi anak-anaknya. Jangankan uang saku, untuk kebutuhan dapur saja, terkadang ia harus pinjam ke tetangga. Pekerjaan suaminya yang hanya sebagai kuli, tak bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup.
"Tidak setiap hari ada pekerjaan. Makanya kami tidak bisa memberi uang saku. Jadi ya harus cari sendiri kalau mau jajan," terangnya.
Selama ini, lanjut Anik pihaknya tak pernah sekalipun bantuan dari pemerintah mampir ke rumahnya. Kendati, warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogorot, Kabupaten Jombang itu layak dan pantas mendapat uluran tangan pemerintah.
Baca Juga: Perampokan Minimarket di Jombang, Rp62 Juta Amblas
"PKH (Program Keluarga Harapan) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) atau program lain saya tidak pernah mendapat. Kami pernah mengajukan, tapi tidak masuk, tidak tahu kenapa," paparnya.
(BACA: Pemkab Baru Tahu, Reyang si Bocah SD Tukang Lap di Jombang Tak Tersentuh Bantuan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News