PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Penghargaan Adipura yang lepas selama dua tahun berturut-turut di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menjadi pekerjaan rumah berat bagi Pemkab Pamekasan. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kurang maksimalnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan sampah menjadi kendala utama kegagalan Pamekasan meraih piala Adipura sebagai simbol kota yang bersih dan sehat.
Bupati Pamekasan, Achmad Syafii beralasan, gagalnya perolehan piala Adipura ada di pengolahan sampah yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Angsanah Kecamatan Palengaan. Sebab, pengolahan sampah masih dilakukan secara tradisional.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Sepeda Santai
“Dua tahun ini penyakitnya di TPA, tim penilai menyatakan bahwa kalau tidak ada pengolahan sampah sanitary landfiil itu tidak akan pernah dapat Adipura,” kilahnya, Senin (1/8).
Syafii menambahkan, semua sektor saat ini sudah tidak ada masalah dalam penilaian Adipura, kecuali pengolahan sampah tersebut. Sehingga dia berjanji, proyek sanitary landfiil akan dikerjakan tahun ini juga dan anggarannya sudah ada.
Syafii menambahkan, sanitary landfill adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara.
Baca Juga: Meriahkan Harjad ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Pesta Batik dan Luncurkan Paket Wisata
"Walaupun sektor yang lain baik, kalau pengelolaan TPA-nya tidak baik, kita tidak akan mendapatkan Adipura,” pungkas politisi partai Demokrat ini. (err/ns)
TPA Angsanah Palengaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News