JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Tingkat elektabilitas Basuki Thahaja Purnama (Ahok) ternyata makin tergerus alias menurun. Itulah hasil survei lembaga Manilka Research and Consulting yang dirilis pada Ahad hari ini (21/8).
Dikutip dari detikcom, Managing Director Manilka Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, pada bulan Juni lalu elektabilias Ahok masih di angka 49,3 persen, namun Agustus ini tinggal 43,6 persen.
Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran
Menurut dia, salah satu penyebab menurunnya elektabilitas Ahok diperkirakan akibat berubahnya pilihan Ahok dari semula ingin maju Pilgub DKI dari jalur independen menjadi lewat partai politik. Berubahnya pilihan Ahok membuat peta politik di Pilgub DKI berubah.
Manilka kemudian membuat simulasi pemilihan paket kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI bila Pilgub DKI digelar hari ini. Salah satu simulasi adalah Pilgub DKI hanya diikuti dua pasangan calon: Ahok-Djarot S Hidayat (Ahok-Djarot) vs Tri Rismaharini-Sandiaga S Uno (Risma-Sandi).
"Maka tingkat keterpilihan kedua paket kandidat (Ahok-Djarot vs Risma-Sandi) seimbang, yakni sebesar 20,9 persen," kata Herzaky Mahendra Putra saat merilis hasil surveinya di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Acara ini dihadiri Sandiaga Uno, Masinton Pasaribu dari PDIP dan pengamat politik Siti Zuhro.
Dengan ada dua pasangan yakni Ahok-Djarot vs Risma-Sandi, responden yang mengatakan masih ragu alias massa mengambang (swing voter) sebanyak 45,2 persen dan tidak jawab sebanyak 13 persen.
Gambaran serupa juga terlihat dari simulasi dua paket kandidat antara Ahok-Djarot dengan Sandiaga-Yusuf Mansur. Bila Pilkada DKI digelar hari ini maka sebanyak 24,1 persen responden akan memilih Ahok-Djarot dan 14,8 persen memilih Sandi-Yusuf Mansur. Sementara, responden yang menyatakan masih ragu sebanyak 46,8 persen dan tidak menjawab sebesar 14,3 persen.
Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
Survei Manilka juga mencoba membuat simulasi tiga paket kandidat antara Ahok-Heru Budi Hartono, Risma-Budi Waseso, dan Sandi-Yusuf Mansur. Hasilnya, Ahok-Heru 21,1 persen, Risma-Buwas 12,5 persen dan Sandi-Yusuf Mansur 11,8 persen. Sementara, yang masih ragu sebesar 43,7 persen dan tidak menjawab sebesar 10,9 persen.
"Belum jelasnya paket kandidat cagub-cawagub DKI juga turut memengaruhi sikap pemilih yang masih belum menentukan sikapnya saat ini," tutur Herzaky.
Memang, salah satu penyebab turunnya elektabilitas itu karena warga kecewa kepada Ahok. Mereka awalnya mendukung Ahok maju pilgub lewat jalur independen. Menurut survei Manilka, dari sisi kesukaan, tingkat kesukaan responden terhadap Ahok mengalami penurunan, yakni dari 62,5 persen di Juni 2016 menjadi 56,1 persen (Agustus 2016).
Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Memang dari sisi keterkenalan, angka popularitas Ahok mencapai 98,9 persen. Namun dengan menurunnya tingkat kesukaan warga menyebabkan elektabilitas Ahok pun menurun.
"Memang mayoritas responden (98,9 persen) mengaku kenal dengan Gubernur Ahok. Namun tingkat keterpilihan Ahok juga mengalami penurunan dari 49,3 persen (Juni 2016) menjadi 43,6 persen (Agustus 2106)," kata Managing Director Manilka Herzaky Mahendra Putra saat merilis hasil surveinya di Bakoel Coffe, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2016).
Survei Manilka dilakukan pada rentang waktu 6-11 Agustus 2016 menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan responden sebanyak 440. Responden tersebar di enam wilayah DKI, yakni Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu. Margin of error dalam survei ini plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
"Sebanyak 47,7 persen responden menyatakan Gubernur Ahok tidak konsisten yang akhirnya memilih maju melalui jalur partai politik di Pilkada DKI Jakarta 2017," kata Herzaky.
Survei Manilka dilakukan pada rentang waktu 6-11 Agustus 2016 menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan responden sebanyak 440. Responden tersebar di enam wilayah DKI, yakni Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu. Margin of error dalam survei ini plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News