JOMBANG, BANGSAONLINE. com - Ribuan santri dan warga memeriahkan perayaan malam Hari Raya Idul Adha dengan takbir keliling di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu (11/9). Berbagai penampilan ditunjukkan dalam takbir tahunan tersebut.
Dalam pantauan Bangsaonline, para peserta takbir keliling awalnya berkumpul di halaman gedung baru Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng. Setelah masing-masing kelompok berkumpul, kemudian panitia melepas satu per satu untuk berkeliling sesuai rute yang ditentukan.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Adapun rute perjalanan peserta takbir keliling melewati depan masjid Ulul Albab Tebuireng ke arah selatan. Tepat di perempatan ke arah Rusunawa, para peserta belok ke arah timur menuju depan balai Desa Cukir, Kecamatan Diwek. Sekitar 20 meter di timur balai desa, lalu berbelok ke utara melalui Jl Raya Irian Jaya hingga melewati depan Pondok Tebuireng. Kemudian tepat di pertigaan Jl Raya menuju Desa Kwaron, peserta belok kiri, kemudian kembali ke lokasi pemberangkatan semula.
"Ada 53 group yang ikut takbir keliling sekarang. Terdiri dari santri dan sebagian warga sekitar Tebuireng," kata Fakhrurrazi, Sekretaris Penyelenggara kegiatan kepada Bangsaonline.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Tidak hanya menggemakan takbir saat berkeliling. Para peserta juga berlomba menampilkan beragam busana dan aksesoris. Tampak sejumlah santri membawa sapi raksasa terbuat dari kertas. Sebagian juga memainkan musik tradisional kentongan bambu.
Salah satu kelompok ada yang memikul miniatur asrama Ponpes Tebuireng terbuat dari gabus dan kertas. Miniatur menara asmaul husna yang aslinya ada di kawasan makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga digotong di atas pick up oleh kelompok salah satu peserta. Selain itu, Ka'bah yang terbuat dari gabus, serta miniatur masjid terbuat dari botol bekas berhiaskan lampu warna-warni tidak ketinggalan dibawa keliling.
Bahkan ada juga yang membawa pickachu raksasa, salah satu monster di Pokemon, yang bertuliskan 'pokok e mondok'. Juga ada cangkir kopi besar bertuliskan 'KOPI SIANIDA kapan kasusmu kelar' masuk dalam barisan takbiran. Tentu saja obor sebagai ciri khas takbiran juga ikut dalam pagelaran tersebut.
Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Penampilan berbusana manasik haji, beberapa santriwati berdandan layaknya seorang putri kerajaan mengenakan pakaian terbuat dari pelepah pohon pinang juga ikut memeriahkan takbir keliling. "Itulah kreasi para santri," ujar Rozi.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) saat sambutan pemberangkatan peserta takbir keliling berpesan kepada para santri, supaya terus menjaga tradisi. "Ini juga untuk melatih kreativitas para santri," katanya.
Baca Juga: Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini
Gus Kikin juga berterimakasih kepada masyarakat yang ikut andil dalam takbir keliling. "Dengan seperti ini syiar Islam tetep bisa dikumandangkan di kota santri, bersama santri dan masyarakat dengan meriah," jelasnya.
Ia berharap kegiatan rutinan ini tetap dijaga dan diteruskan. Supaya kemeriahan Idul Qurban dirayakan bersama oleh para santri dan masyarakat. (rom/ony/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News