GENEVA, BANGSAONLINE.com - Perang yang pecah di Aleppo timur, Suriah, sejak 23 September hingga Jumat (30/9) telah menewaskan 338 orang, termasuk 106 anak. Sebagaimana dikutip dari Reuters dari laporam organisasi kesehatan dunia (WHO), pertempuran juga telah melukai 846 orang, termasuk 261 anak.
"Kami minta empat hal, yakni hentikan pembunuhan, hentikan serangan terhadap layanan kesehatan, biarkan mereka yang sakit dan terluka keluar, dan biarkan bantuan masuk," kata Rick Brennan pejabat tinggi WHO yang menangani risiko darurat dan bantuan kemanusiaan. Keterangan Brennan itu disampaikan sidang PBB di Geneva, Swiss, (30/9) waktu setempat.
Baca Juga: Turki dan Suriah Diguncang Gempa, 2.308 Meninggal
Menurut Brennan, situasi di Aleppo timur yang dikuasai oleh pasukan oposisi berperang melawan tentara Presiden Bashar al-Assad, sudah sangat tidak dapat diperkirakan. Pasukan Rusia dan Suriah telah meningkatkan serangan untuk merebut kembali kendali di daerah yang diduduki oposisi di Aleppo, ibu kota Provinsi Aleppo yang juga kota terbesar kedua di Suriah.
Disampaikan hingga kini WHO masih belum memiliki jumlah detail tentang kondisi warga yang terluka. Namun, menurutnya sudah jelas apa yang akan terjadi jika perang terus bergejolak.
"Akan ada orang yang luka karena pecahan peluru, karena ledakan, terbakar, luka yang menembus kepala, dada dan perut. Selain itu serangan akan berdampak sangat fatal khususnya bagi warga sipil tak bersalah" terang Brennan
Baca Juga: China Besikap Mendua, 6 Negara Ini Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina
Hal ini kian diperparah dengan intensitas serangan Rusia dan Suriah yang terus melancarkan serangan udara terbaru pada pekan-pekan terakhir ini. Serangan tersebut bahkan menyebabkan dua rumah sakit besar di Aleppo timur tidak beroperasi.
WHO sendiri sebelumnya memiliki stok bantuan kesehatan untuk 140.000 orang. Stok tersebut untuk kebutuhan selama beberapa mingggu, namun situasi keamanan menyulitkan peralatan-peralatan medis yang sangat diperlukan untuk dapat masuk ke kota Allepo Timur.
Selain itu, WHO terus melakukan negosiasi dengan pemerintah Suriah untuk mendapatkan akses dari Damaskus guna mengirim bantuan peralatan medis jika situasi keamanan sudah memungkinkan.
Baca Juga: Meski masih Dililit Krisis, Suriah Berikan Beasiswa untuk Pelajar Indonesia
Selain kepada pemerintah Suriah, WHO sebelumnya juga telah bertemu dengan para pejabat Rusia dan menerangkan bahwa evakuasi perlu dilakukan dan serangan-serangan harus dihentikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News