BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Blitar sampai saat ini masih belum bebas dari ancaman penyakit difteri. Hal itu terbukti dengan masih adanya warga Kabupaten Blitar yang dinyatakan positif penyakit mematikan tersebut. Baru-baru ini warga Desa Sumberejo Kecamatan Sanankulon berusia 32 tahun yang tidak disebutkan namanya dinyatakan positif difteri.
Kepala Bidang (Kabid) penanganan penyakit dan masalah kesehatan (P2MK) Dinkes Kabupaten Blitar Christine Indrawati mengatakan sebenarnya jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya jumlah peningkatan kasus difteri tahun 2016 sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan setelah dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) di 13 Kecamatan di Kabupaten Blitar, yang terdapat penderita difteri.
Baca Juga: RS Medika Utama Blitar Bantu Pekerja Informal Dapatkan Perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan
"Sebelum kita lakukan ORI jumlahnya mencapai 44 kasus hanya dalam waktu tiga bulan, setelah ORI yang kita mulai sejak April lalu peningkatan selama lima bulan sampai bulan September hanya 12 kasus," ungkap Christine, Selasa (4/10).
Lanjut Christine sebelumnya kecamatan Sanankulon sudah pernah mendapatkan ORI difteri bersama dengan 13 kecamatan lainnya yang juga ditemukan kasus difteri. Namun saat itu ORI difteri hanya dilakukan untuk usia 0 sampai 15 tahun saja. Karena sebelumnya kasus difteri di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Blitar itu ditemukan menyerang anak-anak.
"Sebenarnya 13 kecamatan di Kabupaten Blitar sudah pernah mendapatkan ORI, termasuk Sanankulon, namun karena ditemukan penderita yang usianya 32 tahun ya harus kita lakukan ORI lagi," tuturnya.
Baca Juga: Kasus Demam Berdarah di Blitar Melonjak: 9 Bulan, 634 Warga Terjangkit
Penderita di Sanankulon sendiri sudah dinyatakan positif oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Sehingga ORI wajib dilakukan kembali utamanya untuk warga yang berusia 16 sampai 32 tahun. Karena pemberian ORI tergantung dengan kondisi penderita di daerah setempat.
"Jika yang terserang usianya anak-anak yang kita ORI hanya sampai usia 15 tahun, namun ketika yang terserang orang dewasa maka sampai pada batas usia warga yang terserang itu kita ORI semua, " jelasnya.
ORI tersebut akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan, kepada 13.309 sasaran, oleh petugas dari Puskesmas Sanankulon. Dinkes sendiri menyatakan jika pelaksanaan ORI difteri tersebut sudah dikonsultasikan dengan provinsi, karena yang menyediakan vaksin adalah provinsi.
Baca Juga: Kasus Diare di Kabupaten Blitar Meningkat, Sebulan Tercatat 109 Penderita
"Kami konsultasi dengan provinsi terkait keadaan di lapangan, dan begitu di setujui ya kami langsung lakukan ORI, karena memang penyebaran difteri ini sangat cepat dan hanya lewat udara, sehingga kita juga harus mengambil langkah yang cepat pula, " jelasnya.
Kasus difteri di Kabupaten Blitar pada tahun 2016 ini memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 lalu. Tahun 2016 sampai bulan Oktober ini tercatat ada 56 kasus difteri, sementara pada tahun 2015 lalu hanya ada 44 kasus. Bahkan berdasarkan data Dinkes mencatat ada dua warga Kabupaten Blitar yang meninggal dunia akibat penyakit yang menyerang saluran pernafasan tersebut, di tahun 2016.
"Kami imbau agar semua masyarakat utamanya yang memiliki balita agar melakukan imunisasi lengkap kepada balitanya karena bisa jadi menjangkitnya difteri ini disebabkan karena orang tua yang lalai untuk mengimunisasikan balitanya, " pungkasnya. (tri/rev)
Baca Juga: Ini Pemicu Pasien Gagal Ginjal di Blitar Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News