BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sang pengganda uang yang belakangan menjadi sorotan, ternyata tersebar hampir diseluruh wilayah di Indonesia. Tak terkecuali di Blitar. Salah satunya adalah Suyadi warga Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Sri Handayani (36) istri Suyadi, selama ini suaminya tidak pernah bercerita tentang Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bahkan ia juga tidak mengetahui Suyadi menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Baca Juga: Kasus Penipuan Penggandaan Uang ala Dimas Kanjeng Kembali Terjadi, Pelaku Raup Rp 64 Juta
"Tidak tau karena memang tidak pernah cerita, taunya cuma kerja di luar kota, " tuturnya kepada wartawan saat ditemui dirumahnya, Sabtu (9/10).
Namun beberapa waktu lalu sebelum nama Dimas Kanjeng Taat Pribadi terkenal seperti sekarang, ia pernah diajak Suyadi untuk menonton video yang dikatakan Suyadi dalam tayangan video itu ada seseorang yang akan membuat hidup mereka berubah menjadi kaya raya. Namun karena Sri Handayani merasa video itu tidak menarik, ia menolak untuk menontonnya. "Katanya di video itu ada orang yang bisa membuat kaya, " imbuhnya.
Selain itu sekitar setahun yang lalu, Sri Handayani mengaku suaminya sempat pulang dan membawa beberapa temannya. Namun saat itu yang aneh, Suyadi membawa foto-foto orang berjubah hitam, dan ditempel di dinding rumahnya. Sri Handayani tidak menyadari jika foto yang dipasang dirumahnya itu adalah foto sosok Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ia baru menyadarinya akhir-akhir ini. "Saya juga tidak tahu, awalnya ya saya anggap itu foto biasa saja, sehingga saya cuek begitu saja, " ucapnya.
Baca Juga: Dimas Kanjeng Hanya Divonis 18 Tahun Penjara, Istri Korban Histeris, JPU Ajukan Banding
Lanjut Sri Handayani, hampir satu tahun ini Suyadi suaminya, tidak pernah pulang ke rumah. Suyadi hanya mengirimkan sejumlah uang untuk biaya hidup keluarganya di rumah dan biaya sekolah kedua anaknya. Dan mengetahui kabar hanya dari SMS atau telepon. "Kira-kira setahun tidak pulang, namun masih mengirim sejumlah uang," kata Sri Handayani.
Pada kesempatan yang sama Sumiati tetangga Suyadi mengatakan, Suyadi sudah tiga tahun menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ia mengetahui hal itu dari cerita Suyadi sendiri kepadanya saat pulang ke Blitar beberapa tahun lalu. Bahkan Sumiati mengaku, Suyadi pernah menjanjikan kepadanya dan beberapa tetangganya yang lain akan memberikan barang-barang mewah jika uang dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah cair.
"Pernah cerita dan menjanjikan jika uangnya cair kami akan diberikan barang mewah," kata Sumiati.
Baca Juga: Anak Buah Dimas Kanjeng Simpan Upal Rp 31,1 M, Polisi juga Temukan Mata Uang dari Lima Negara
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Blitar agar tidak percaya dengan modus penggandaan uang seperti yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Termasuk praktek perdukunan dengan dalih menyembuhkan penyakit atau membuat hidup seseorang berubah.
"Rezeki dan hidup mati seseorang termasuk nasib seseorang itu tidak bisa ditentukan oleh orang lain, yang menentukan hanya Allah," tutur humas MUI Kabupaten Blitar Jamil Mashadi. (tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News