PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Kabupaten Probolinggo mengkaji penutupan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Langkah ini diambil setelah ada temuan ajaran sesat yang dipraktekkan di padepokan itu. Sementara itu, hingga Senin (10/10) siang, ratusan santri masih bertahan di area padepokan.
Dalam rapat koordinasi yang dihadiri anggota Bakorpakem yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, Kemenag Kabupaten Probolinggo, dan Bakesbangpollinmas Probolinggo, serta forum kerukunan umat beragama (FKUB), dibahas rencana untuk menutup padepokan tersebut, di Dusun Sumber Cangkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Baca Juga: Kasus Penipuan Penggandaan Uang ala Dimas Kanjeng Kembali Terjadi, Pelaku Raup Rp 64 Juta
Berdasarkan kajian Bakorpakem, padepokan Dimas Kanjeng menyebarkan ajaran sesat pada pengikutnya. Namun, untuk melakukan penutupan secara resmi, Bakorpakem masih menunggu fatwa resmi dari MUI pusat, terkait ajaran sesat itu.
“Konkret tentunya kami melaporkan juga menunggu fatwa MUI. Setelah MUI, nantinya akan melaporkan ke presiden yang tentunya akan membuat surat keputusan apakah ajaran di padepokan itu menyimpang atau tidak. Setelah itu kekuatan struktural kami di daerah siap melaksanakan apakah akan dibubarkan atau tidak,” kata Ketua Bakorpakem Kabupaten Probolinggo, yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo, Edi Sumarno.
Sementara itu, hingga kemarin, sedikitnya 212 pengikut Dimas masih bertahan di padepokan. Mereka berasalan, belum menyelesaikan ritual-ritual ibadah yang diamalkan di padepokan.
Baca Juga: Dimas Kanjeng Hanya Divonis 18 Tahun Penjara, Istri Korban Histeris, JPU Ajukan Banding
Selain itu, mereka masih menunggu perintah dari ketua yayasan padepokan, Marwah Daud Ibrahim. Jika ada perintah tertulis, mereka bersedia meninggalkan padepokan secara sukarela.
"Untuk saat ini, kami minta maaf karena belum ada instruksi pimpinan. Kalau memang ada instruksi tertulis, kita siap angkat kaki berangkat secara baik-baik,” kata salah satu pengikut padepokan, Zulfikar.
Hingga kini polisi terus melalukan penjagaan di areal padepokan. Sejumlah aset di area padepokan disita polisi. Namun, hingga sore kemarin, ternyata sejumlah santri mulai gerah dengan pemberitaan media.
Baca Juga: Anak Buah Dimas Kanjeng Simpan Upal Rp 31,1 M, Polisi juga Temukan Mata Uang dari Lima Negara
Beberapa santri tampak berjaga-jaga di depan pintu masuk padepokan. Beberapa santri, terlihat ada yang melarang awak media dan warga yang dianggap tak berkepentingan masuk ke area padepokan. (ndi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News