BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Banjir luapan air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro terus meluas. Puluhan desa yang tersebar di beberapa kecamatan tergenang air. BPBD Bojonegoro terus melakukan persiapan, mulai mempersiapkan tenda pengungsian, dapur umum serta perahu karet untuk evakuasi korban.
Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo Selasa sore (11/10) mengatakan, sedikitnya ada 15 desa yang sudah tergenang air. Terlebih lahan persawahan, sejak pagi tadi sudah terendam air. Misalnya banjir di wilayah Kecamatan Balen, Bojonegoro merendam lahan persawahan di empat desa, yaitu Desa Mulyorejo dengan total lahan 50 hektare, Desa Sekaran 15 hektare, Desa Sarirejo 32 hektare, dan Desa Pilanggede total 30 hektare.
Baca Juga: Rawan Banjir, 4 Kecamatan di Bojonegoro Ditetapkan Kampung Siaga Bencana
Sementara banjir di Kecamatan Kanor, merendam lahan persawahan di 5 desa, yaitu Desa Piyak total 33 hektare, Desa Cangaan 43 hektare, Desa Prigi 2,4 hektare, Desa Simbatan 76,2 hektare, dan Desa Kedungprimpen total 212 hektare.
Berikutnya di Kecamatan Malo, banjir merendam persawahan di Desa Ngujung seluas 20 hektare, Desa Kliteh seluas 2 hektare, Desa Tulungagung seluas 6 hektare, Desa Tanggir seluas 2 hektare, dan Desa Kemiri seluas 5 hektare.
"Untuk rumah tergenang ada seratusan lebih, yang tersebar di beberapa kecamatan, utamanya di kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, Ngablak Dander, Sarirejo Balen, Kalisari Baureno dan seterusnya," jelas Andik Sudjarwo.
Baca Juga: Pemkab Dituding Tak Peka, Peneliti Lingkungan Sebut Bojonegoro Sedang Krisis Iklim
Melihat kondisi di daerah hulu Bengawan Solo yang sudah mulai surut, ia memperkirakan nanti malam ketinggian air di Bojonegoro akan mulai turun.
"Saat ini kami masih menunggu laporan terkait perkembangan rumah dan persawahan yang tergenang luapan Bengawan Solo. Masih banyak daerah lain yang belum memberikan laporan itu," ujarnya.
Andik juga mengimbau kepada seluruh masyarakat saat melintasi Bengawan Solo, terutama yang menggunakan jasa perahu tambangan, agar lebih berhati-hati. Khusus bagi operator perahu diminta lebih mengutamakan keselamatan penumpang. "Jangan sampai kejadian di Widang, Tuban kemarin, terulang di Bojonegoro," katanya.
Baca Juga: Ribuan Rumah hingga Jalan Nasional Bojonegoro - Surabaya Tergenang Banjir
Sementara itu, puluhan warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, bekerja keras meninggikan tanggul kali apur ingas. Sebab, air sejak siang terus meluber masuk ke persawahan warga. Lahan warga seminggu terakhir usai ditanami padi. Meski baru ditanami jika terendam air bakal mengalami kerugian besar.
"Sebisa mungkin kita selamatkan, karena biaya tanam juga besar," kata Kepala Desa Temu, Sentot Pranoto. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News