JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, sedikitnya ada 176 desa di kabupaten Jombang yang perlu waspada terhadap bencana selama musim hujan karena termasuk daerah rawan. Bencana tersebut bisa saja banjir, tanah longsor maupun angin puting beliung.
Daerah rawan tersebut tersebar di 21 Kecamatan dari jumlah total 306 desa di kota santri. Sedangkan 32 desa diantaranya masuk kawasan rawan berpotensi tinggi. "Dari potensi bencana itu, paling rawan adalah banjir. Dari catatan kami, sebanyak 108 desa yang terancam banjir. Sedangkan untuk tanah longsor sebanyak 48 desa, dan puting beliung 20 desa. Khusus puting beliung, data kami berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun," kata Nur Huda, Kepala BPBD Kabupaten Jombang.
Baca Juga: Tanah Gerak di Jombang saat Hujan Deras, 12 Rumah Warga Rusak
Ia menjelaskan, dalam kurun beberapa tahun terakhir, jumlah desa yang berpotensi terkena bencana alam cenderung mengalami kenaikan. Dalam data BPBD, tahun 2012 lalu jumlah desa yang berpotensi terkena bencana alam sebanyak 145 desa.
"Benar, selama empat tahun ada tambahan 31 desa masuk dalam peta rawan bencana. Rata-rata justru di wilayah perkotaan," ulasnya.
Huda pun mengimbau warga yang tinggal di wilayah rentan terjadi bencana selalu meningkatkan kewaspadaan. Setidaknya, hingga akhir bulan Januari 2017 nanti. "Beberapa hari lalu kami rapat bersama BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), hasilnya awal Oktober ini sudah memasuki musim penghujan. Diprediksi curah hujan akan lebih ekstrem dan puncaknya terjadi pada bulan Desember," terangnya.
Baca Juga: Cegah Banjir, DPUPR Jombang Normalisasi Sejumlah Sungai
Ia juga mengaku sudah mulai bersiaga untuk menghadapi cuaca ekstrem yang melanda diawal musim penghujan ini. Yakni dengan menyiapkan posko pengaduan bencana alam di setiap Kecamatan. Sehingga apabila terjadi bencana, dapat segera diatasi.
"Sudah ada posko di setiap Kecamatan. Kami juga sudah memasang dua alat pendeteksi banjir di Dam sungai Ngirmbi, Bareng dan Dan Sungai Rejoagung, Ngoro. Apabila debit air naik kami alat tersebut akan mengirimkan pesan ke ponsel saya dan beberapa petugas, sehingga bisa lakukan persiapan," pungkasnya. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News