MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sejak bulan September hingga Oktober ini sebagain wilayah di Indoensia mengalami hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, tak terkecuali wilayah Jawa Timur. Kondisi hujan tersebut ternyata menyebabkan harga komoditi bawang merah menjadi murah. Pasalnya, di saat panen raya berlangsung saat ini, banyak petani juga mulai memanen dini bawangnya karena takut busuk akibat tergenang air hujan.
“Secara kualitas bawang merah saat ini memang terbilang bagus, namun harga jual bawang merah dari petani anjlok hingga Rp 10 ribu per kilogram (kg). sebelumnya mencapai Rp 17 ribu per kg. Penurunan harga ini diakibatkan intensitas hujan yang tinggi belakangan pekan ini,” kata Satman, petani bawang merah di kawasan Pacet, Mojokerto.
Baca Juga: Wujudkan Kesejahteraan Petani, Gus Barra Undang Pakar Pertanian
Ia menjelaskan, saat ini petani juga terlalu banyak pengeluaran biaya operasional. "Biayanya banyak termakan operasional. Penjemuran itu biasanya dua hari. Tapi karena hujan, jadi tiga sampai empat hari," jelasnya.
Upaya memanen dini tanaman bawang merah di kawasan Pacet dilakukan saat usia tanam 65 hari. Padahal, normalnya sekitar kurang lebih 70 hari baru dilakukan panen. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pacet, Sulasno menjelaskan, hal itu dilakukan karena jika dipaksakan menanam dengan usia 70 hari, daun bawang akan membusuk.
Selain itu, ia mengaku bahwa harga penjualan bawang saat ini menurun karena terlalu banyak pengeluaran operasional petani. Walaupun demikian, kata dia, kualitas bawang merah dari wilayah Kecamatan Pacet tidak berkurang. "Kalau bawangnya semuanya bagus-bagus, jarang ada yang busuk," tuturnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ajak Poktan Terapkan Manajemen Tanaman Sehat
Ia menambahkan, para petani bawang di wilayah Pacet hingga kini masih dapat tetap bersyukur walaupun harga jual bawang saat ini menurun. Hal itu dikarenakan tidak ada petani bawang di wilayah Kecamatan Pacet yang mengalami gagal panen. (afr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News