JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Dua hari menjelang aksi unjukrasa gabungan organisasi massa (ormas) Islam menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diproses secara hukum lantaran menista Agama Islam pada 4 November besok, ribuan massa sudah berkumpul di Jakarta. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, kota-kota di Pulau Jawa dan lain sebagainya.
Sebagian di antaranya bahkan sudah memenuhi Kompleks Masjid Istiqlal yang menjadi titik kumpul para demonstran. Hal ini terlihat saat pelaksanaan salat maghrib berjamaah Rabu (2/11) malam.
Baca Juga: Laknatullah! Mushaf Alquran Dibakar di Swedia
Para pengunjuk rasa memang diperbolehkan menginap di lingkungan Masjid Istiqlal dan diharapkan menggunakan fasilitas yang ada di masjid secara bijak.
Rencananya, massa yang hadir akan memulai melakukan aksi usai salat Jumat di Masjid Istiqlal. Nantinya, Nasaruddin Umar akan menjadi khatib dalam salat Jumat. Menurut Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah, hal ini bukan karena sengaja. Melainkan, khatib yang harusnya bertugas sedang berhalangan hadir.
"Kebetulan yang bertugas khatib tanggal 4 nanti Pak Sutrisno sedang sakit. Terpaksa, kalau berhalangan hadir, dari pihak Istiqlal. Kemudian ditunjuk imam besar Nasaruddin Umar," ucap Abu.
Baca Juga: Gus Solah Ajak Laporkan Balik, Jika Ahok Pidanakan KH Ma’ruf Amin
Menurut dia, dengan kehadiran Imam Besar, maka akan memberikan ceramah yang baik. Ceramahnya akan menyejukkan dan tidak provokatif.
"Alhamdulilah, yang khatib Jumat Imam Besar sendiri. Tentunya, temanya juga menyejukkan dan mempersatukan. Tidak mungkin Imam Besar memberikan ceramah yang sifatnya provokatif," ujar Abu.
Sementara itu, Mabes Polri telah menerima surat pemberitahuan adanya demonstrasi dari gabungan organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang akan digelar Jumat (4/11) nanti. Surat itu diterima Polri, Selasa (1/11) kemarin.
Baca Juga: Din Syamsuddin: Umat Islam Dikalahkan Kelompok Kekuatan Ekonomi
"Ada, kemarin sudah kami terima," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu (2/11).
Boy mengatakan, dalam surat tertulis pihak penanggung jawab adalah Bahtiar Nasir. Di surat itu pun disebutkan bahwa peserta demo mencapai 100.000 orang.
"Penanggung jawab Bahtiar Nasir dengan mengikutsertakan 100.000 orang di dalam surat," ujarnya.
Baca Juga: Sidang Kasus Penistaan Agama Ahok, JPU: Dia Merasa Paling Benar
Kendati begitu, mantan Kapolda Banten ini enggan menyebutkan ormas mana saya yang ikut serta dalam aksi tersebut. Dia hanya menjelaskan dalam surat itu penanggung jawab menyatakan aksi akan berlangsung sampai pukul 18.00 WIB.
Mengenai rute, dijelaskan jenderal bintang satu ini massa akan bergerak ke kantor DPR, Istana Negara, dan Masjid Istiqlal. Dia memastikan, polisi akan mengawal massa sampai aksi demo rampung.
"Ada rencana ke kantor DPR, rencana dan Istana Negara tentu kita melakukan pengawalan, termasuk di lokasi baik itu di Masjid Istiqlal," ucap Boy.
Baca Juga: Sebut Jenderal M Yusuf Saudara Kandung Ayah Angkatnya, Mantan Wawali Makassar Bantah Ahok
Pada kesempatan itu, Boy kembali mengimbau agar para demonstran tertib dan menyampaikan orasi sesuai aturan hukum. Terpenting, pendemo menghargai masyarakat yang tidak ikut aksi khususnya pengguna jalan raya.
"Untuk masyarakat dari daerah tentunya ada yang bergabung, kita imbau untuk tetap tertib saja, ikutlah kegiatan unjuk rasa, yang terpenting menjaga ketertiban bersama," pungkas Boy.
Boy menambahkan, untuk menciptakan demi berjalan damai dan tenang Mabes Polri menyiapkan pasukan 'Asmaul Husna'. Para personel ini berbeda karena memakai peci dan sorban putih saat jaga demonstran nanti.
Baca Juga: Eksepsinya Dianggap Menista Agama, Ahok Dilaporkan Lagi
Menurutnya, pasukan 'Asmaul Husna' ini dibentuk sesuai arahan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Keberadaan mereka diharapkan dapat membuat demo tenang dan damai.
"Itu arahan dari Pak Kapolri supaya demo berjalan tenang dan damai," kata Boy.
Dia mengatakan, pasukan berpeci dan sorban akan diarahkan mengawal demo di area Monas. "Disiapkan mengawal demo di Monas," tuturnya.
Baca Juga: Ahok Menangis Terancam 6 Tahun Penjara, Kutip Omongan Gus Dur, Minta Dakwaan Dibatalkan
Sebelumnya, Wakapolri Komjen Syafruddin menegaskan Polri siap mengawal demonstrasi pada 4 November mendatang. Dalam aksi demo terkait kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), polisi akan memakai peci dan sorban saat berada di tegah-tengah demonstran.
"(Polisi pakai sorban) Itu sebagian kecil untuk nanti bergabung di aksi demo yang damai. Ini judulnya aksi demo damai, itu sebagian kecil 30 orang," kata Syafruddin di Kompleks Istana Kepresidenan.
Wakapolri juga menegaskan bahwa Polri telah resmi meningkatkan status siaga satu bagi seluruh jajaran Polri se-Indonesia. Syafruddin mengatakan, peningkatan status itu untuk mengantisipasi gangguan keamanan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Hari Ini Sidang Perdana Penistaan Agama, 80 Pengacara 'Tim Bhinneka Tunggal Ika' Bela Ahok
"Sudah siaga satu per hari ini (Rabu, 2/11) untuk seluruh Indonesia," kata Komjen Syafruddin di sela-sela Apel Kesiapsiagaan Tahap Kampanye Dalam Rangka Pilkada Serentak 2017, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, peningkatan status siaga satu karena melihat situasi keamanan tahapan Pilkada yang kini memasuki masa kampanye, sehingga diperlukan peningkatan status siaga dalam rangka mengantisipasi gangguan keamanan di seluruh wilayah Indonesia.
"Alasannya karena membaca situasi keamanan, saat ini tahapan Pilkada sudah masuk masa kampanye terbuka," ujar mantan Kepala Lemdikpol itu.
Sebelumnya, telah dikeluarkan perintah Siaga 1 bagi jajaran Brimob mulai Jumat (28/11). Pada Rabu, sebanyak empat ribu pasukan gabungan TNI, Polri dan Satpol PP menggelar apel kesiapsiagaan tahap kampanye dalam rangka Pilkada Serentak 2017, di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu.
Empat ribu pasukan gabungan dalam apel tersebut hanya sebagian kecil dari 18 ribu pasukan yang akan dikerahkan untuk mengamankan rencana unjuk rasa besar-besaran di Jakarta pada 4 November 2016.
Dalam apel tersebut, dihadiri oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan, dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Sementara itu, menjelang 4 November, sejumlah media asing mulai menyorot rencana demo Ahok di Jakarta, yang disebut mengkhawatirkan. Rencana demo atas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, ini merebut perhatian baik media lokal di negara-negara tetangga sampai media internasional.
Seperti media Singapura, Channel News Asia, menyorot bagaimana persiapan Pemerintah Indonesia menjelang hari demo massal tersebut.
Channel News Asia mengutip perkataan Presiden Joko Widodo soal pengerahan aparat negara untuk mewaspadai demo itu.
Media Australia, SBS, menyebut bahwa lebih dari 180 ribu aparat kepolisian dan kemiliteran akan dikerahkan untuk demo 4 November mendatang.
SBS juga menjelaskan bagaimana kepolisian telah mempersiapkan diri dan menerima perintah khusus terkait unjuk rasa tersebut.
Disebutkan bahwa kepolisian telah diperintahkan untuk tidak membawa senjata api demi menghindari insiden penembakan di tengah kekacauan.
Star Online, media Malaysia, menyorot peringatan dari Jokowi untuk para pendemo agar berunjuk rasa secara damai dan menjauhkan diri dari kekerasan.
Hal ini berkaitan dengan demo yang dikatakan akan dipimpin oleh kelompok-kelompok muslim garis keras, yang rawan aksi anarkis.
The Guardian, kanal media berita internasional, bahkan menyebut demo itu "mengkhawatirkan", lantaran persiapan yang dilakukan membuat Jakarta dalam status siaga. (mer/cnn/reu/tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News