MALANG, BANGSAONLINE.com - Akibat terjadinya pembusukan pada kaki sebelah kirinya, usai menjalani operasi sebanyak dua kali di RS Saiful Anwar Malang, Setyo Aldi (13), warga Jl.KH.Malik Dalam RT 04 RE 7, Dusun Baran Buring, Kelurahan Buring, Kedungkandang, Kota Malang, tidak bisa beraktivitas sama sekali. Bahkan, siswa kelas V MI Miftakhul Ulum itu sampai meninggalkan bangku sekolahnya beberapa bulan lamanya, hingga sekarang ini.
Peristiwa tersebut, akhirnya menjadi perhatian publik dan ramai diberitakan di media massa. Dengan adanya peristiwa itu, pihak RS Saiful Anwar Malang, melakukan klarifikasi melalui jumpa pers, Jumat pagi (11/11) sekitar pukul 09.00. Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama RS Saiful Anwar Malang yakni dr.Restu Kurnia Tjahyani, didampingi Kabid Pelayanan Medis RS Saiful Anwar, dr. Saifullah Asmiragani serta beberapa pejabat rumah sakit lainnya.
Baca Juga: KPU Kabupaten Kediri Terima Hasil Rikkes Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Dalam kesempatan itu, dr. Saifullah dari RSSA menyatakan, bahwa saat itu kondisi pasien memang masih bisa menggerkkan kakinya. Namun proses trauma sudah mulai berlangsung, sehingga dampak dari kecelakaan belum dirasakan secara cepat. "Seiring berjalannya waktu, maka lambat laun pasti mengalami efek, dan kami memberikan pertolongan berupa pemberian obat kelancaran peredaran darah," terangnya.
Pemberian obat tersebut, menurut dr. Saifullah, karena kondisi pasien selain mengalami patah tulang dan pembuluh darahnya juga putus, sehingga terjadi pembekuan darah pada luka patah tersebut.
Mengetahui hasil perkembangan kurang maksimal, maka dokter yang dibagi dalam 2 tim yakni tim ortopedi dan vaskular, langsung melakukan program operasi kedua kalinya. “Kami juga melakukan pemeriksaan dengan sistem astreografi (diagnosa pertama usai operasi secara kelanjutan), dan ditemukan adanya pembuluh darah yang putus," imbuh dr. Saifullah.
Baca Juga: Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa Jalani Tes Kesehatan Rohani di RSSA Malang
Sementara hasil rontgen dari pihak RS, tidak menunjukkan adanya pembuluh darah terputus. “Untuk itu, kami melakukan sistem astreografi, supaya tambah lebih jelas. Selanjutnya pada pelaksanaan operasi kedua, ternyata juga belum bisa memberikan yang terbai. Namun upaya kami sudah semaksimal mungkin, dan lagi, karena memiliki keterbatasan sebagai manusia, ya itulah yang ada dan terjadi, hanya Allah lah yang Maha Berkuasa," ucap pria yang jabat Kabid Pelayanan Medis RSSA Malang.
Akan tetapi, dr. Restu, Dirut RSSA Malang mememberi saran kepada keluarga pasien, bahwa solusi yang dapat meringankan penderitaan anak Setyo Aldi, adalah dengan cara amputasi. “Karena trauma dan efek hasil dari kecelakaan tersebut cukup parah, menjadikan kami sebagai manusia hanya bisa berdoa, selain adanya keterbatasan, hanya Allah swt yang maha segala-galanya," tandas perempuan berjilbab ini.
“Yang terpenting kami, sudah berupaya melakukan yang sesuai prosedur, dan membantu memberikan pelayanan menghindari terjadi jatuhnya korban jiwa, atau meminimalisir dari bahaya merenggut jiwa pasien. Harapan kami, keluarga anak Aldi, bisa mengkoordinasikan dengan pihak rumah sakit, karena kami dari pihak rumah sakit senantiasa ingin sekali membantu dan meringankan penderitaannya," pungkas dr. Restu Kurnia. (iwa/thu/rev)
Baca Juga: Gubernur Khofifah Resmikan Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen RSSA Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News