JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Suhu politik pada pergantian tahun menghangat. Kabar mengenai rencana Presiden Joko Widodo untuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet santer beredar.
“Saya dengar memang ada (reshuffle) Januari ini, tapi tunggu saja keputusan Presiden,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Syarifuddin Sudding, dikutip dari Tempo.co.
Baca Juga: Reshuffle Tak Signifikan: Mendepak Yang Tak Sealiran, Mengakomodasi Ketum PAN
Seorang pengurus teras Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan rencana perombakan kabinet itu sudah muncul pada pekan pertama November lalu. Pasalnya, Presiden Jokowi tidak puas terhadap kinerja sejumlah menteri.
Namun, pelaksanaan reshuffle terpaksa tertunda karena munculnya demonstrasi pada 2 Desember lalu. Untuk menghindari situasi politik yang semakin memanas, Presiden Jokowi memilih untuk menundanya hingga kondisi dianggap sudah tenang.
“Jadi diundur lagi, bisa pertengahan Januari,” katanya.
Baca Juga: M Luthfi dan Sofyan Djalil Dicopot, Zulkifli Hasan Masuk Kabinet, ini Daftar Menteri Baru
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Wuryanto, tidak mau berkomentar ihwal informasi tersebut. “Tanyakan ke Presiden,” tutur Bambang.
Kabar rencana perombakan kabinet itu juga berembus kencang di Istana Negara.
“Memang makin santer kabar tentang rencana pergantian menteri,” ucap juru bicara Istana Kepresidenan, Johan Budi Sapto Pribowo, Rabu pekan lalu.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet 15 Juni, 63,1 Persen Publik Setuju Jokowi Rombak Menteri
Namun, menurut Johan, ia belum pernah mendengar rencana reshuffle itu langsung dari Presiden. “Saya belum pernah mendengar langsung dari Presiden Joko Widodo soal ada reshuffle lagi. Merombak kabinet sepenuhnya kewenangan sekaligus hak prerogatif Presiden Joko Widodo,” ujar Johan.
Presiden Jokowi sendiri menepis kabar bahwa dia akan merombak kabinet. “Tidak ada. Tidak ada,” katanya di Wisma Atlet, Kemayoran, Kamis lalu.
Hingga kemarin, isu reshuffle atau perombakan kabinet kerja jilid III kembali mencuat ke permukaan. Presiden Joko Widodo dikabarkan akan mengganti beberapa orang menteri atau jabatan setingkat menteri di kabinetnya.
Baca Juga: Cak Imin Dituding Pemicu Demo 11 April, Luhut, dan Bahlil Tersudut, Politikus PDIP Desak Dicopot
Ketua Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti meyakini, menteri dari PPP dan PAN yang akan diganti oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan, dia menduga dua partai itu akan dikeluarkan dari kabinet kerja.
"Ada potensi PPP dan PAN akan di-out dari kabinet (kerja)," kata Ray seperti dilansir Inilah.com.
Alasannya, kata dia, dua partai tersebut tidak sejalan dengan pemerintahan Jokowi. Terutama dalam menghadapi aksi damai yang berlangsung pada 4 November dan 2 Desember 2016 atau lebih dikenal dengan aksi damai 411 dan 212.
Baca Juga: Isu Reshuffle Menguat, Ning Lia Usulkan Kiai Asep dan Prof Ridlwan Nasir Gantikan Nadiem Makarim
"PAN dianggap loyalitasnya rendah terhadap Jokowi terkait dengan kasus 212 dan 411. Enggak ada upaya yang signifikan dari mereka berada di posisi Jokowi malah mereka membuka pintu terjadinya demontrasi besar-besaran," ujar dia.
Selain itu, kata dia, terlihat keterlibatan Politikus PAN Amin Rais dalam aksi tersebut. Demikian juga dengan PPP kubu Romahurmuziy yang tidak berpihak pada Presiden untuk meredam aksi tersebut.
"(Dan) Pernyataan dari ketua MPR dalam hal ini Pak Zulkifli Hasan yang membolehkan para demontran menginap di DPR," kata dia.
Baca Juga: Ida Fauziyah, Moeldoko, dan Nadiem Makarim Diisukan Bakal Direshuffle
Menurut dia, hal ini yang menjadi dasar presiden untuk mengaluasi dua partai itu. "Kalau punya teman nggak punya Kesetiaan buat apa dipertahankan," papar dia. (inc/tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News