PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Revitalisasi beberapa pasar daerah yang dilakukan Pemkab Pasuruan pada tahun 2016, utamanya pasar tipe A di beberapa Kecamatan rupanya belum menyentuh pasar baru Pandaan. Padahal pasar daerah ini menyumbang PAD tertinggi dibandingkan pasar-pasar lainnya. Kalaupun ada rehab, anggaran yang dikucurkan pihak Disperindag untuk pasar baru Pandaan relatif kecil sekali, hanya di bawah Rp 200 juta.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf S.E MMA yang dikonfirmasi di sela-sela acara peresmian Plasa Pasar Gempol mengatakan bahwa untuk program revitalisasi pasar daerah memang tidak bisa dilakukan secara serentak. Pria yang akrab di panggil Gus Irsyad berdalih, hal itu bukan karena Pemkab kurang tanggap, tapi kerana faktor keterbatasan anggaran.
Baca Juga: Dicurhati Pedagang Pasar Purwosari Makin Sepi Pembeli, Begini Solusi dari Khofifah
“Tahun ini revitalisasi difokuskan pada lanjutan pembangunan Plasa Pasar Gempol, Pasar Wonorejo. Kita upayakan pada tahun depan itu (pasar Pandaan, Red) bisa bangun karena DED (detail engeneering design) sudah ada,” jelasnya pada Bangsaonline.com.
Untuk diketahui, pada tahun ini pihak Disperindag hanya menyiapkan anggaran Rp 400 juta untuk pembangunan jalan paving di dalam sekitar pasar dan pasar sapi Pandaan. Pavingisasi ini dilakukan karena sarana intrastruktur di sana kondisinya sudah rusak parah dan memerlukan perbaikan segera. Harapannya setelah selesai dibangun, aktivitas kendaraan yang mengangkut bahan pokok dan sayur mayur bisa lancar.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Andri Wayhudi yang dikonfirmasi Bangsaonline.com mengatakan pihaknya berharap agar pembangunan pasar baru Pandaan bisa diwujudkan pada tahun 2018 nanti.
Baca Juga: BLPBJ Pasuruan Tegaskan Lelang Revitalisasi Pasar Cheng Hoo Terbuka untuk Umum
”Untuk kebutuhan anggaran revitalisasi total pasar baru Pandaan sekitar Rp 50 miliar. Semoga saja bisa diwujudkan oleh Pemkab Pasuruan tahun depan,“ harap politisi PDIP ini.
Menurutnya, lambatnya pembangunan pasar Pandaan secara tidak langsung berpengaruh pada penurunan jumlah pembeli yang berbelanja. Hal itu terasa selama dua tahun terakhir. Penurunan tersebut dipengaruhi banyak faktor seperti banyak bedak dan los yang rusak dan tidak layak pakai, serta infrastruktur rusak parah. Padahal, para pedagang tetap rutin membayar retribusi.
“Kalau sekarang pasar sepi dibanding dua tahun sebelumnya mas,“ jelas salah satu pedagang pada Bangsapnline.com.
Baca Juga: Format Minta Lelang Pasar Cheng Hoo Tuntas Akhir Juli, Maky: Jangan Ada Intervensi Pihak mana pun
Sementara jumlah pedagang yang mengais rejezi di pasar Baru Pandaan saat ini sebanyak 1781 orang dengan rincian, 754 toko, 732 kios, 189 bedak, dan satu los daging yang dihuni 22 pegadang. Sementara untuk PKL yang berjualan di sekitar pasar ada 142 orang. Untuk para PKL memang belum ada sarana tempat yang memadahi, sehingga mereka berjualan di pinggir jalan masuk pasar atau di tempat-tempat kurang memenuhi syarat. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News