GRESIK, BANGSAONLINE.com - Musibah tewasnya 6 santri Ponpes (pondok pesantren) Mambaus Sholihin, Desa Suci Kecamatan Manyar mendapat tanggapan masyarakat secara luas. Mereka prihatin karena kejadian itu bukan kali pertama dan korbannya paling banyak dari kejadian yang sudah-sudah.
"Sebagai masyarakat Gresik kami turut berduka cita dan prihatin atas musibah yang menimpa 6 santri Ponpes Mambaus Sholihin," kata H. M. Khozin Ma'sum, salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Gresik kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu(20/5).
Baca Juga: Warga Karangrejo Gresik Hilang di Bengawan Solo, Ditemukan Tawas Mengapung
Abah Khozin, begitu akrab disapa menyatakan, musibah tewasnya masyarakat di kubangan eks tambang bukan kali ini saja. Sebelumnya, Jumat (7/4/2017), seorang pembina pramuka Zuli (35) dan siswanya Kansa (9) dari MI (Madrasah Ibtidaiyah) Desa Pantenan, keduanya warga Desa Pantenan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik juga tewas di kubangan bekas tambang.
"Ini musibah besar. Jangan dianggap enteng," pintanya.
Karena itu, lanjut Pendiri RGS (Relawan Gerakan Sosial) Kabupaten Gresik ini, ia meminta agar semua eks tambang di Kabupaten Gresik secepatnya dilakukan reklamasi atau diratakan kemudian dimanfaatkan sesuai fungsinya. Sisi lain, harus dilakukan revisi izin tambang menjadi izin pemerataan.
Baca Juga: Dua Bocah TK Tenggelam Saat Berenang di Wisata Kolam Renang Bajak Laut Gresik: 1 Tewas, 1 Kritis
"Lahan bekas tambang setelah diratakan menjadi banyak fungsinya. Bisa dijadikan lahan perumahan, perkebunan atau lahan industri kecil dan besar dan kebutuhan yang lain yang bermanfaat untuk umat (masyarakat)," terang Bendahara Umum DPP(Dewan Pimpinan Pusat) Bakuppi (Badan Kerjasama Ulama dan Pondok Pesantren Indonesia) ini.
Abah Khozin juga meminta pada semua lembaga pendidikan atau institusi lain agar kajadian demi kejadian itu bisa dijadikan pelajaran. "Institusi berwenang baik DPRD maupun Pemkab Gresik agar mengeluarkan imbauan atau larangan agar kegiatan seperti outbond tidak dilakukan di tempat-tempat yang membahayakan," pungkasnya. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News