Gandeng UB, Pasar Songgolangit Dibangun Lagi 2018

Gandeng UB, Pasar Songgolangit Dibangun Lagi 2018 Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Menggandeng Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Brawijaya Malang sebagai konseptor, Pemerintah Kabupaten Ponorogo berencana membangun Pasar Legi Songgolangit tahun 2018 mendatang.

Dengan tetap mempertahankan pasar tradisional, Pasar Songgolangit akan dibangun lebih modern dan lebih aman. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto di ruang kerjanya, Senin (22/5).

Baca Juga: Penuhi Keinginan Pedagang, Bupati Sugiri Sancoko Bongkar Pagar Besi Pasar Eks Stasiun

Menurut Jamus Kunto, Pasar Songgolangit yang dulu bernama Pasar Legi berdiri bersamaan dengan berdirinya Kabupaten Ponorogo. "Jadi sejak tahun 1825, Pasar Legi sudah berdiri dan menjadi ikon di Ponorogo saat itu. Untuk itu, kita akan segera membangun kembali pasar yang kemarin terbakar tersebut. Konsepnya adalah momentum untuk membenahi pasar yang sangat strategis tersebut," ujar Jamus.

Kemarin, pihaknya sudah rapat dengan bupati, LPM Unibraw, Bappeda, Dinas Perdakum dan tim anggaran. Sementara, pihaknya mengusulkan dana sebesar Rp 60 miliar untuk membangun empat lokasi, yaitu Pasar Legi Selatan, Pasar Songgolangit yang terbakar kemarin, pasar sayuran, dan pasar di PJKA.

"Paling lambat akhir bulan ini konsep yang disusun akan diserahkan ke Kementerian Perdagangan. Kita rencanakan tahun 2018 mendatang sudah mulai dalam pembangunannya," lanjut Jamus Kunto.

Baca Juga: Buntut Pelaporan Bupati Ipong Soal Dugaan Pelanggaran PPKM Mikro, Ketua LSM 45 Dipanggil Polisi

Secara umum Pasar Legi tetap dipertahankan sebagai pasar tradisional yang dikelola secara modern. Lokasi yang diploting sesuai dengan jenis barang. Lahan parkir yang luas, kelas menengah, pasar sayur reprenstatif dan bersih, lapak kain yang nyaman, dan tempat kuliner yang bersih.

Pasar Legi Songgolangit ini memiliki kehidupan atau ritme 24 jam secara terus menerus tanpa henti. Mulai pukul 23.00-02.00 WIB ada pasar lombok, yang dilanjutkan dengan pasar sayur, yang kulinernya terus menerus tanpa henti.

Untuk itu, pihaknya harus mewadahi dan mengelola dengan baik. Termasuk memberikan rasa aman bagi pengunjung maupun pedagang itu sendiri. “Sehingga ke depan Pasar Legi Songgolangit mampu menjadi ikon dan sentra perputaran uang yang cukup tinggi dan mampu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat Ponorogo,” pungkas Jamus Kunto. (yah/rd)

Baca Juga: Langgar Aturan PPKM Mikro, Ipong Muchlissoni Dilaporkan ke Polisi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO