SURABAYA (bangsaonline) - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP diduga bermasalah. Kabarnya, anggota DPRD Surabaya ikut cawe-cawe dengan 'menitipkan' puluhan siswa melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Sebagian besar siswa tersebut melalui jalur khusus untuk masuk ke Sekolah Kawasan favorit.
Tak tanggung-tanggung, jumlah siswa yang seakan menjadi 'jatah' anggota dewan mencapai 20 orang. Para siswa tersebut dititipkan ke beberapa sekolah. Beberapa informasi yang dihimpun sekolah-sekolah itu diantaranya SMPN 5 dan 1. Padahal, perolehan nilai NEM siswa begitu mepet dengan nilai pagu yang ditetapkan sekolah-sekolah tersebut.
Baca Juga: 8 SD Negeri Belum Dapat Siswa Baru, Disdik Blitar: Orang Tua Ingin Anaknya dapat Pendidikan Agama
Di lain sisi, para orang tua wali murid banyak dibingungkan dengan proses pendaftaran via online."Ini kan gak fair namanya," kata salah satu wali murid.
Terlebih, pihak sekolah yang sudah memenuhi batas pagu, diduga terpaksa harus mengurangi jatah siswa yang sudah diterima dengan tujuan untuk memasukkan siswa titipan tersebut.
Terpisah, M. Machmud Ketua DPRD Surabaya mengaku telah mendengar kabar tersebut. Dikonfirmasi di ruang kerjanya, dia tidak begitu mempermasalahkan soal titipan siswa itu.
Baca Juga: PPDB 2024, SMKN 2 Magetan Buka Pengambilan PIN
Pasalnya, jika para siswa titipan dari anggota dewan dimungkinkan karena berbagai alasan. "Tidak masalah, siapa tau siswa-siswa ini sebenarnya nilainya bagus, tapi kurang mampu jadi dibantu sama teman-teman," kata Machmud.
Politisi asal Fraksi Demokrat itu menilai, adanya rekomendasi dari anggota Dewan bukanlah hal yang bersifat intervensi. Itu semata-mata dilakukan karena melihat potensi siswa tersebut memang sebenarnya mampu bersaing secara akademik, namun nilai NEM yang dihasilkan ternyata tidak mumpuni dengan pagu yang ditetapkan.
"Tapi kalau memang ternyata ada maksud dan tujuan lain, itu yang saya sesalkan," ujarnya.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Jawa Timur Sebut Ada Sedikit Perbedaan pada Jalur Zonasi PPDB 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News