PACITAN, BANGSAONLINE.com - Dua jamaah calon haji asal Pacitan yang tercatat atas nama Bonandi, warga Kecamatan Ngadirojo dan Nanis, warga Kecamatan Punung, terpaksa harus menunda keberangkatannya ke tanah suci lantaran kondisi kesehatannya tidak memungkinkan. Kadar hemoglobin (HB) kedua tamu Allah itu turun drastis sehingga oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, tidak diperbolehkan melanjutkan penerbangan menuju Mekkah.
"Kadar HB kedua jamaah calon haji kita itu drop hanya 6 lebih. Padahal menurut ketentuan penerbangan Amerika, kadar HB yang disyaratkan harus diatas 9,5. Sebab ketinggian penerbangan menuju Mekkah di atas tiga puluh ribu kaki," kata H. Muhamad Nurul Huda, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Kabupaten Pacitan, Selasa (8/8).
Baca Juga: Waktu Pelunasan BPIH Tunggu Keputusan Presiden
Agar keduanya bisa segera menyusul bersama 169 jamaah calon haji lainnya, tim kesehatan dari KKP akhirnya melakukan transfusi darah. "Keduanya masing-masing menghabiskan dua kantong darah. Setelah dilakukan transfusi, perlahan kadar HB mereka terus meningkat hingga Senin (7/8) kemarin sekira pukul 10.00 WIB, akhirnya diterbangkan menuju Mekkah bersamaan dengan jamaah calon haji kloter 34," jelas dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Pacitan tersebut.
Meski berangkat bersama kloter lain, namun Huda menjamin sesampainya di tanah suci, mereka akan di tanazulkan (dikembalikan) bersama jamaah calon haji kloter 22, asal Pacitan. "Sesampainya di sana (Mekkah, Red), mereka akan dikembalikan bersama kloter 22 asal Pacitan," tegasnya.
Sementara itu, hingga hari ini para jamaah calon haji asal Pacitan masih melakukan rangkaian salat sunah Arbain di Madinah. "Ibadah ini dilaksanakan dalam 40 waktu, atau sekitar 9-10 hari," pungkasnya. (yun/rev)
Baca Juga: Kantor Kemenag Pacitan Belum Terima Informasi Mengenai Kuota Haji 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News