PACITAN, BANGSAONLINE.com - Kepedulian menjaga budaya lokal atas masuknya pengaruh budaya asing di sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Pacitan perlu lebih diperhatikan lagi. Sebab, dikhawatirkan masifnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pacitan akan mengancam kelestarian budaya lokal.
Hal ini diungkapkan Grant Joseph Lowman, salah seorang wisman asal Australia yang berkunjung ke Pantai Watu Karung. Menurutnya, perhatian pemerintah di Indonesia untuk menjaga kelestarian budaya lokal masih sangat minim. Grant yang mengaku sebagai anak dari salah satu deputi Kementerian Pendidikan di Australia itu sangat menyayangkan longgarnya perlindungan budaya lokal di Indonesia, khususnya di Pantai Watu Karung.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
"Saya khawatir kalau pemerintah tidak membuat payung hukum untuk melindungi budaya lokal, lambat laun budaya lokal akan terikikis seiring banyaknya kunjungan wisman ke Pacitan," katanya, Rabu (13/9).
Di lain sisi, Grant mengaku kagum atas keaslian sejumlah obyek wisata pantai di Pacitan. Apalagi pantai Watu Karung, yang dinilainya jauh lebih indah ketimbang pantai-pantai di Bali. "Namun yang lebih diperhatikan lagi bagi pengelolanya, soal kebersihan kawasan wisata," ujarnya.
Selama dua hari berada di pesisir pantai yang berjarak kurang lebih 30 Km dari pusat kota itu, Grant yang juga seorang kontraktor itu sangat menyayangkan longgarnya aturan yang melarang membuang sampah tidak pada tempatnya. "Kalau di negara saya (Australia, Red), buang sampah sembarangan akan dikenai denda sekitar Rp 3 juta. Tapi kalau di sini, mereka seenaknya sendiri buang sampah ditepiah pantai tanpa ada sanksinya," kritiknya.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
Dia pun mengkritisi akses jalan menuju obyek wisata yang dinilainya masih perlu banyak perbaikan. Grant berpendapat, setidaknya akses jalan menuju obyek-obyek wisata dibuat dua jalur. Selain mengurangi kemacetan, juga sisi keamanan wisatawan lebih diperhatikan. "Di Pacitan, jalannya sempit-sempit. Pengendaranya juga ngawur, ini sangat membahayakan," tuturnya dengan berbahasa Inggris fasih. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News