BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Sebelas Desa yang tersebar di tujuh Kecamatan di Bojonegoro mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Kekeringan itu terjadi sejak dua minggu terakhir ini. Sumur warga serta sumber mata air sudah kering kerontang. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, untuk meringankan warga mendapatkan air bersih, pihaknya telah melakukan dropping air dengan dua mobil tangki.
Baca Juga: Baru Sebulan Musim Kemarau, Satu Desa di Bojonegoro Sudah Terdampak Kekeringan
Dropping dilakukan merata di 11 desa yang tersebar di tujuh Kecamatan, mulai Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sukosewu, Purwosari, Sumberejo dan Kecamatan Kedungadem.
"Droping air kita lakukan bekerjasama dengan pihak PDAM. Setiap Kecamatan yang melaporkan kekeringan langsung kita dropping air bersih," kata Andik Sudjarwo, Kamis (21/9).
Selain pihak kecamatan yang mengusulkan, masyarakat juga bisa langsung mengajukan permohonan air ke BPBD yang diketahui lurah desa setempat. Permohonan air ini tidak dipungut biaya alias gratis. Sementara untuk pendistribusiannya, masyarakat harus menyiapkan sendiri bak penampungan airnya.
Baca Juga: Gempa Tektonik 6.0 Guncang Wilayah Bojonegoro-Tuban, Gempa Susulan Terjadi Beberapa Kali
"Desa yang mengalami kekeringan kemungkinan akan terus bertambah, karena musim kemarau masih akan terus terjadi hingga bulan November mendatang. Kami imbau masyarakat yang terdampak untuk segera melapor ke BPBD," tambahnya. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News