SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Rokat Tase’, satu budaya petik laut di Desa Nepa, Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura. Selain Rokat Tase, ada juga Rokat Disa (bersih desa), dan Nyaddar (selamatan di ladang penggaraman).
Idealnya, Rokat Tase’ dilaksanakan di Desa Nepa sore hari Malam Jumat manis pada bulan Rajab. Namun, kegiatan ini dilaksanakan, malam Jumat lalu.
Baca Juga: Kasus Dugaan Penggelapan Dana Kompensasi Pileg 2019 PPP Sampang Dihentikan Polisi, Mengapa?
Rokat Tase’ adalah upacara untuk meminta kepada Tuhan, agar menyelamatkan nelayan dari bencana dan rintangan apapun saat melaut dan agar dapat hasil tangkapan ikan banyak.
Disediakan perahu kecil yang dihias dan berisi beraneka macam makanan sebagai sesaji untuk dilarung di tengah laut. Sesaji ini oleh masyarakat Desa Nepa disebut dengan Ghite’.
“Perahu kecil dihias dengan bendera merah putih, uang dan bunga. Arti uang di sini agar rejeki yang diletakkan itu bisa bertambah banyak setelah acara Rokat Tase’,” ungkap Suhari salah satu nelayan.
Baca Juga: Polisi akan Gelar Perkara Kasus Pengancaman Mantan Kades di Sampang
Selain pengharapan rejeki, Ghite’ juga melambangkan sebuah permohonan supaya mendapatkan berkah dari Allah SWT Yang Maha Esa dan leluhur sekaligus sebagai sarana untuk menolak makhluk-mahkluk jahat.
“Sesaji di perahu tersebut sesungguhnya tetap bertujuan kepada Allah SWT, agar diberi keberkahan dan keselamatan. Doanya itu ditujukan pada sesepuh yang sudah tidak ada dan juga tidak ada jin-jin jahat yang merugikan desa,” jelas Syarifudin, yang berprofesi sebagai nelayan juga.
Tradisi Rokat Tase’ pada dasarnya merupakan perpaduan ritual-ritual Islam dan kearifan lokal. Ritual-ritual Islam terekspresikan lewat pembacaan Al-Qur’an dan Sholawat Nabi. Sedangkan adat lokal meliputi aneka sesaji dan persembahan. Di luar kedua ritual itu, juga diselingi oleh atraksi kesenian tradisional seperti permainan alat musik, tarian tradisional dari para Tayub dan nyanyian lagu daerah.
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Sebagai masyarakat dengan mayoritas anggotanya beragama Islam, Desa Nepa memaknai Rokat Tase’ lebih sebagai refleksi untuk mensyukuri nikmat dan berkah dari Allah Swt. Refleksi diaplikasikan dengan melaksanakan selamatan laut. Hal ini dilakukan masyarakat dengan tujuan mengucap rasa syukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang telah diberikan di tahun-tahun sebelumnya melalui laut.
Selain itu Rokat Tase’ dilakukan juga untuk memohon kenikmatan, kemakmuran dan diberi keselamatan di tahun-tahun selanjutnya. Masyarakat Desa Nepa melakukan tradisi Rokat Tase’ setiap tahunnya secara turun-temurun. (Tari UTM)
Baca Juga: Mantan Kades di Sampang Dipolisikan Warganya
Bupati Fadhilah Budiono hadir dalam acara Rokat Taseh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News