Jakarta(bangsaonline)Gerakan kelompok Islamic State for Iraq and Syria (ISIS, Negara Islam Irak dan Syria) yang kini mulai deklarasi di Indonesia telah menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia. Kelompok fundamentalis ini mulai merekrut anggota di Indonesia.
Baca Juga: Tiga Napi Tindak Pidana Terorisme di Lapas Kediri Nyatakan Ikrar Setia pada NKRI
Seperti diberitakan, gerakan ISIS di Irak sangat brutal. Mereka menghancurkan masjid, gereja dan makam para Nabi, dan makam para waliyullah. Mereka juga akan menghancurkan ka’bah karena mereka beranggapan bahwa umat Islam se dunia telah sesat menyembah batu, bukan Allah.Karena itu mereka membabi buta mengebom masjid dan tempat-tempat suci umat Islam. Bahkan makam Nabi Yunus telah mereka porakporandakan. Seperti dilansir iraqinews.com, dalam foto di atas tampak Masjid Nabi Yunus dibom oleh pasukan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Mosul, Irak, 24 Juli 2014. Masjid tersebut terdapat makam Nabi Yunus. iraqinews.com
Pengamat tindak pidana terorisme Al Chaidar mengklaim
anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah berhasil membaiat sekitar 2
juta orang di Indonesia. Meski tak ada data pasti, ia mengklaim informasi
tersebut dia dapat langsung dari rekannya yang pernah bergabung dengan ISIS di
Irak. "Ini klaim sepihak dari mantan anggota ISIS yang sudah pulang ke
Indonesia," kata Al Chaidar saat dihubungi, Sabtu, 2 Agustus 2014.
Pada 2013, diduga telah ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi
berbasis Islam dan kelompok pedagang yang berangkat ke Irak untuk bergabung
dengan ISIS. Mereka bertemu saat pergi ke Arab Saudi untuk beribadah haji
ataupun umrah. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah
Air dan melanjutkan perekrutan di daerah masing-masing.
Anggota ISIS yang kembali dan merekrut 2 juta orang tersebut tersebar di
beberapa wilayah Indonesia. Selain di Pulau Jawa, kelompok tersebut juga
merekrut anggota di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Medan, Aceh, Lampung,
Riau, dan Madura. Belum lama berselang bahkan mereka telah melakukan deklarasi
di Malang.
Rekrutmen diarahkan pada orang berusia 30-40 tahun.
Mayoritas adalah anggota organisasi radikal di Indonesia. Chaidar menilai semua
anggota ISIS Indonesia berfokus mendukung perjuangan ISIS di Timur Tengah,
bukan perlawanan di dalam negeri sendiri. Konsep perlawanan thogut dan pendirian Khilafah
Islamiyah tak diarahkan kepada pemerintah Indonesia seperti kebanyakan jaringan
teroris lain.
ISIS Indonesia juga dinilai tak akan melakukan tindakan teror di dalam negeri,
meski pentolan gerakan terorisme, seperti Abu Bakar Ba'asyir dan Santoso,
berbaiat kepada organisasi tersebut. Chaidar menilai ISIS Indonesia akan
berkembang sebagai kelompok fundamentalis.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai justru berkukuh
ISIS Indonesia akan menjadi kelompok teroris baru. Ia menilai orang Indonesia
yang pergi ke Irak dan bergabung dengan ISIS akan kembali sebagai teroris.
"Kita berkaca pada orang Indonesia yang ikut perang Afghanistan. Berangkat
mau sukarela perang, pulangnya jadi teroris," kata Ansyaad.
Menurut dia, pernyataan ISIS sebagai kelompok teroris juga sudah dikeluarkan
beberapa negara di Timur Tengah, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. BNPT
sendiri enggan menduga jumlah anggota ISIS di Indonesia. Tapi, berdasarkan data
yang dia peroleh, BNPT mencatat ada 30 orang Indonesia yang sudah berangkat ke
Irak. "Sebagian besar adalah mantan narapidana kasus terorisme,"
katanya.
Baca Juga: Napiter Asal Semarang Bebas di Lapas Tuban
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail
Cawidu, mengatakan Kementerian Luar Negeri memiliki kewenangan aktif menangani isu
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena masalah ini melibatkan politik
hubungan luar negeri Indonesia. Apalagi ada keterlibatan warga negara Indonesia
dalam gerakan ISIS.
Sedangkan kewenangan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan berkisar
pada soal keamanan nasional. Menurut dia, Kementerian Koordinator Politik bisa
mencabut status warga negara Indonesia simpatisan ISIS. Bahkan pendiri Kamp
Militer di Aceh jadi pendukung utama ISIS.
"Kementerian ini kami harapkan bisa segera memberi pengaduan agar kami
bisa langsung memblokir video di situs tersebut," ujar Ismail.
Sebelumnya, sebuah video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk
bergabung ke ISIS beredar melalui situs YouTube. Dalam video berdurasi delapan
menit berjudul "Join the Ranks"
itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga
Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS agar menjadi khilafah dunia.
Ajakan itu disambut oleh sebagian warga Indonesia yang setuju terhadap
pendirian khilafah di Irak dan Suriah. Ratusan orang di Solo berbaiat kepada
ISIS beberapa waktu lalu. Dukungan serupa juga muncul di kota-kota lain di
Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News