BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Sejumlah wilayah di daerah Bantaran Sungai Bengawan Solo Bojonegoro yang sedang panen padi tengah harap-harap cemas. Sebab, harga jual gabah di tingkat petani terus menurun lantaran hujan deras mengguyur Bojonegoro dua hari ini.
Menurut salah satu petani di Dusun Balongdowo, Desa Karangdayu, Kecamatan Baureno, Supari, seminggu terakhir harga gabah dari sawah senilai Rp 5.500/kilogram. Namun, pasca hujan kemarin harga gabah langsung turun menjadi Rp 5.000/kilogram.
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
"Hujan pertama hari Minggu, paginya langsung turun Rp 200 rupiah, kemudian hujan kedua hari Senin kemarin, hari ini turun lagi Rp 300, jadi harga gabah tinggal Rp 5.000 belum kepotong revaksi," keluhnya, Selasa siang (26/9).
Kata dia, jika hujan masih akan terus mengguyur, maka harga gabah juga akan terus menurun. Itu karena para pembeli juga tidak mau merugi, sebab pembeli juga terkena revaksi tiap kilogramnya. "Gabah para petani di wilayah Kecamatan Baureno mayoritas dibeli oleh tengkulak, baik warga lokal maupun luar Bojonegoro," ujarnya.
Seperti pada tahun sebelumnya, saat musim kemarau, warga daerah bantaran Bengawan Solo sedang panen raya padi. Hasil panen di musim kemarau menjadi harapan warga dan menjadi cadangan pangan pada musim hujan. Sebab, saat musim penghujan para petani tidak bisa menanam padi lantaran lahannya kerap kebanjiran dari Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
Sementara itu, sejak dua minggu terakhir wilayah yang panen padi antara lain Kecamatan Baureno, Kanor, Balen, Kapas hingga Kalitidu dan Trucuk. Rencananya, para petani akan kembali bercocok tanam setelah panen ini. (nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News