JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menghadiri acara ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) di Islamic Center Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu), Jombang, Minggu (29/10/2017). Dalam kesempatan itu, JK menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang tepat untuk dijadikan tempat pembelajaran tentang toleransi.
Pernyataan tersebut disampaikan JK di hadapan peserta AYIC. “Indonesia memang sering menjadi tempat pembelajaran bagaimana menjalankan toleransi,” kata JK di atas podium.
Baca Juga: Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal Meningkat, Kota Batu Jadi Sorotan ASEAN
Menurut JK, toleransi itu bisa dilihat dari hari raya keagamaan yang diakui pemerintah. JK menyebut ada 15 hari raya resmi yang diakui pemerintah.
“Ada 15 hari raya resmi, 3 yang bersifat nasional, lainnya hari raya agama Islam 5, Kristen 3, Buddha Hindu dan Konghucu masing-masing 1. Buddha yang pemeluknya kurang dari 1 persen pun ada hari rayanya. Ini tidak terjadi di negara apapun di dunia ini. China dan Thailand mayoritas Buddha dan Hindu tak ada Idul Fitri,” jelasnya.
Tak hanya itu, bagi JK, toleransi antar umat beragama tampak pula dalam formasi Kabinet Kerja. JK mengatakan para menteri itu memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Bangga kepada Timnas yang Juarai Piala ASEAN U-19 Boys’ Championship 2024
“Di kabinet semua agama ada. Islam tentu, Kristen, Katolik, Hindu, Tionghoa, semua ada. Walaupun mayoritas Islam, gubernur semua boleh. Ada 9 gubernur nonmuslim di Indonesia, sekarang 7. Itu menandakan kita tak membeda-bedakan,” lanjutnya.
JK pun mengingatkan pada para generasi muda untuk membina toleransi, salah satunya dengan memahami sesama. JK pun mencontohkan ketika dia menjalankan forum kerukunan beragama di Makasar.
“Pertemuannya harus di rumah ibadah. Harus di masjid, di gereja, di kuil dan sebagainya. Pertama tuan rumah menceritakan tentang agamanya, di masjid meceritakan Islam, di gereja menceritakan Kristen. Baru saling memahami, kemudian baru respect menghargai perbedaan itu,” ungkapnya.
Baca Juga: ITS Jadi Tuan Rumah Cabor Indoor Handball di ASEAN University Games 2024
“Agama pada ujungnya adalah peradaban dan akhlakul karimah. Peradaban berasal dari kemajuan dan akhlak berdasarkan keimanan bersama-sama kita semua. Harapan semua pertemuan ini menjadi bagian dari kerja sama, toleransi dan bagian pengertian kita semua dalam memahaminya,” imbuh JK.
Kegiatan AYIC digelar selama 3 hari di Unipdu Jombang, yakni 28-30 Oktober 2017. Peserta kegiatan ini adalah 150 pemuda dari 22 negara. Selain dari Indonesia, ratusan peserta datang dari Kamboja, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, Pakistan, Madagaskar, Lithuania, Mesir, Maroko, Hungaria, Amerika Serikat, Tanzania, Korea Selatan, Libya, Belanda dan Inggris. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News