PACITAN, BANGSAONLINE.com - Potensi gempa yang menimbulkan gelombang tsunami di wilayah pesisir selatan Pacitan dengan kekuatan mencapai 8,5 skala richter (SR) dikhawatirkan benar akan terjadi. Karena itu BPBD setempat, pernah merilis teori dasar 20 20 20 yang dimaknai, seandainya terjadi gempa selama 20 detik, maka ada waktu 20 menit untuk menyelamatkan diri menuju ketinggian minimal 20 meter. Hal inilah yang menjadi tolak ukur dasar dalam usaha mitigasi bencana.
Namun teori dasar tersebut kurang lengkap jika tidak dibarengi dengan simulasi lapangan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dalam usaha menyelamatkan warga masyarakat dari ancaman bencana tsunami tersebut, Kodim 0801 Pacitan dan pemerintah kabupaten menggelar geladi lapang evakuasi korban.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Sedikitnya 800 warga masyarakat khususnya warga kecamatan Pacitan kota turut serta dalam kegiatan tersebut.
"Kita sebagai aparat pemerintah wajib menjaga keselamatan masyarakat. Geladi lapang ini dalam rangka usaha menyelamatkan masyarakat agar tidak muncul korban lebih banyak lagi jika bencana benar terjadi," kata Bupati Pacitan Indartato, Senin (6/11).
Sementara Dandim 0801 Pacitan, Letkol (kav) Aristoteles Hengkeng Lawitang menjelaskan, geladi lapang ini dilaksanakan sebagai tahap awal memberikan edukasi secara berkesinambungan kepada masyarakat agar memahami bagaimana melakukan mitigasi seandainya terjadi musibah bencana alam sesungguhnya.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
"Titik latihan baru dipusatkan di Kota Pacitan, dengan pusat kumpul di lapangan Bangunsari. Sedangkan warga yang dievakuasi meliputi wilayah Desa Sirnoboyo sekitarnya, Kembang, Bangunsari, Tanjungsari, serta Kelurahan Ploso," jelasnya pada pewarta.
Selain masyarakat, gelar geladi lapang tersebut juga melibatkan badan usaha swasta. Komunitas RAPI juga turut serta dalam acara tersebut. (pct1/yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News