PACITAN, BANGSAONLINE.com - Wakil Rektor I Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Profesor Joko Santoso, ikut urun rembuk terhadap maraknya pendirian kios herbal tanpa izin di Pacitan.
Ia mengimbau masyarakat agar lebih mengedepankan pola hidup sehat. Di antaranya tidur cukup, olah raga teratur, serta asupan nutrisi yang seimbang. "Yang tak kalah pentingnya juga, jaga spiritual yang mengarah kepada kestabilan emosi. Dengan begitu akan bisa ditemukan kesejahteraan jiwa. Empat pilar tersebut yang mestinya lebih diutamakan agar hidup ini tetap sehat, baik jasmani maupun rohani," jelas ahli ginjal ini, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Minggu (12/11).
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Ditanya soal dampak negatif dari suplemen ataupun obat-obatan berbahan herbal, Joko tak menjelaskan detail. Hanya saja ia mengimbau kepada masyarakat agar bias tetap sehat tanpa bergantung dari obat atau suplemen apapun.
"Pada dasarnya di dalam tubuh manusia sudah memiliki obat serta nutrisi untuk menangkal segala macam penyakit. Hanya ketika salah satu organ mengalami 'miskin' nutrisi, saat itulah perlu adanya asupan atau diberikan pengobatan sesuai dosis yang seimbang. Namun selama sehat, ya nggak perlu ada pengobatan ataupun tambahan nutrisi. Yang perlu kita waspadai efek jangka panjangnya. Jangan hanya beranggapan saat ini kita sehat karena mengkonsumsi ini dan itu," pesannya.
Di sisi lain, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setkab Pacitan, Joni Maryono, meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) yang menaungi pelayanan kesehatan segera bersikap terkait maraknya kios/gerai kesehatan berbasiskan herbal bodong ini. Pernyataan itu ia sampaikan seiring mencuatnya pemberitaan media yang banyak mendapatkan respon publik.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
"Kita harapkan semua OPD terkait, khususnya Dinas Kesehatan, Satpol PP, serta OPD yang punya tugas dan fungsi tata perniagaan jangan menunda-nunda. Segera cek lapangan atas pemberitaan media tersebut," timpalnya.
Joni yang lama memimpin satuan kerja berbasiskan lingkungan hidup itu juga mengimbau kepada masyarakat luas, untuk lebih selektif lagi ketika mengkonsumsi produk-produk herbal tanpa rekomendasi dari dokter atau ahlinya. Terlebih yang ditengarai mengandung bahan kimiawi obat (BKO).
"Jangka pendeknya mungkin tidak begitu dirasakan, lantaran sugesti yang terlanjur dikedepankan. Tapi perlu juga diwaspadai efek jangka panjangnya," tutur pejabat eselon IIB itu pada pewarta. (yun/rev)
Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News