MADIUN, BANGSAONLINE.com - Sekitar 60 kepala sekolah dan pengawas SD dan SMP se-Kabupaten Madiun selama dua hari ini mengikuti workshop pengembangan sekolah secara menyeluruh (Whole School Development) di Graha Purabaya.
Workshop dimaksudkan untuk membekali pengawas dan kepala sekolah SD dan SMP terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran yang baik dan kreatif. Ini bisa digunakan untuk mengoptimalkan potensi siswa di masing-masing sekolah di kabupaten Madiun
Baca Juga: Dispendikbud Kabupaten Madiun Adakan Festival Panen Karya Hasil Belajar CGP
Menurut Kepala Sekolah SMPN I Kebonsari Subroto, saat ini sedang dikembangkan sistem pembelajaran yang aktif untuk tingkat SD dinamakan PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan untuk SMP bernama CTL (Contextual Teaching and Learning).
Sistem pembelajaran itu, menurut Subroto, menekankan keaktifan siswa dan belajar kelompok atau learning society.
“Yang paling ditekankan di sini adalah keaktifan siswa di dalam belajar itu juga kerjasama antarsiswa, maka di dalam pembelajaran ini ditekankan dengan menggunakan pembelajaran kelompok atau pembelajaran learning society,” katanya.
Baca Juga: Kejar Sekolah Sehat se-Kabupaten Madiun, Dindikbud Adakan Workshop Adiwiyata
Ia menambahkan, pembelajaran dengan sistem itu menggunakan pendekatan proses. Artinya siswa dituntut aktif dan guru bertindak sebagai fasilitator atau orang yang mengaktifkan kegiatan siswa.
Sementara, menurut Sugeng Widodo, pengawas SD di Kabupaten Madiun, sistem pembelajaran demikian bisa diterapkan dimana saja, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Terbukti, ada beberapa sekolah di daerah terpencil di Kabupaten Madiun yang bisa menorehkan prestasi di tingkat provinsi dalam menerapkan sistem pembelajaran itu.
“Tidak masalah Pak, bukan harus orang kota. Komitmen sebenarnya kota, desa, pegunungan itu tidak masalah. Kalau kita lihat di SMPN 2 Dagangan, itu komitmennya tinggi sekali, walau ada di gunung sana. Tapi bagus, Pak. Bagus itu. Ia sudah melaksanakan kegiatan ini sangat bagus. Saya lihat sendiri kegiatannya gimana. Anak-anak aktif,” kata Sugeng.
Baca Juga: Bupati Madiun Resmikan SMP Bunga Bangsa Terpadu di Dolopo
Dikatakannya, dalam Sistem CTL, siapa pun bisa menjadi sumber belajar sehingga guru bukan satu-satunya yang bisa menyampaikan materi pelajaran. Dengan demikian, jika ada siswa yang memiliki karya bagus, bisa dipajang untuk didiskusikan dan dipelajari. (hen/rd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News