Tekan Inflasi, BI Sarankan Pemkot Madiun Bentuk Pasar Khusus

Tekan Inflasi, BI Sarankan Pemkot Madiun Bentuk Pasar Khusus Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Djoko Raharto saat menjadi nara sumber dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Inflasi di Ruang 13 Balaikota Madiun, Kamis (1/2).

KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Bank Indonesia (BI) menyarankan pembentukan pasar khusus sembako sebagai sentra bahan pokok seperti beras, bawang merah, dan sejenisnya. Hal ini untuk memangkas rantai distribusi bahan pangan sehingga kenaikan harga yang berlebihan bisa ditekan.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Djoko Raharto saat menjadi nara sumber dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Inflasi di Ruang 13 Balaikota Madiun, Kamis (1/2). 

Baca Juga: Menko Marves Resmikan Bandara Dhoho, Pemkab Kediri Dorong Percepatan Sarpras Pendukung

Untuk mengendalikan harga beras, sebagai penyumbang inflasi yang mencapai 4 persen Djoko Raharto menyarankan untuk Kota Madiun segera membentuk tim dan satgas pangan. Tim ini dibentuk dari TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) hanya bertugas untuk melakukukan inovasi pengendalian harga beras.

“Tim ini khusus melakukan pemantauan ketersedianan pasokan, stok dan harga pangan khususnya beras,” katanya.

Dengan bobot terbesar dalam inflasi, maka kenaikan sedikit saja pada harga beras akan ada dampak signifikan kepada inflasi. Implikasinya bisa sampai pada naiknya angka kemiskinan.

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Cara lain untuk menekan kenaikan harga beras maka perlu ada pemangkasan biaya tranportasi pengiriman beras ke Kota Madiun dari daerah sekitar Kota Madiun. Djoko Raharto memberikan saran agar Kota Madiun membangun pasar untuk para distributor sembako.

“Perlu dibangun pasar grosir sembako, sehingga dapat memperpendek rantai distribusi,” ungkapnya.

Dikatakannya, inflasi yang terkendali akan menciptakan iklim investasi yang bagus, serta akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Laju inflasi di Kota Madiun pada Desember 2017 lebih rendah dibandingkan Jawa Timur, yaitu di angka 0,70 persen maupun nasional yang tercatat 0,71 persen.

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

Staf Ahli Bidang Pemerintahan Rahmani Bangun Sutirto yang mewakili Wali Kota Madiun memimpin rapat ini mengatakan, komuditas beras memang menjadi penyumbang inflasi paling tinggi di Kota Madiun. Hal ini karena Kota Madiun bukanlah daerah agraris. Namun banyak komoditas lainnya yang dapat menekan inflasi karena pembanguan Kota Madiun yang terus berkembang.

“Kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar, sandang dan kesehatan dapat menekan laju inflasi di Kota Madiun,” tutur Rahmani Bangun Sutirto. (hen/ian) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO