BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Sekitar 60 mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar aksi demo menyambut lengsernya Bupati Bojonegoro periode 2013-2018, yakni Suyoto. Mahasiswa memberi 'Nilai Merah dalam Rapor Bupati' selama kepemimpinannya dua periode.
Demo yang dimulai dari Bundaran Adipura, Kota Bojonegoro, Senin siang (12/3/18), fokus menyoroti kinerja Bupati Suyoto selama dua periode memimpin Kota Ledre. Mahasiswa menilai Kang Yoto gagal merubah Bojonegoro selama dua periode memimpin.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
"Banyak sekali program-program Suyoto yang gagal selama 10 tahun memimpin, mulai sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian dan beberapa sektor lainnya. Maka dari itu kami dari PMII memberi nilai merah rapor bupati," ujar M. Kamaluddin, Ketua PMII Bojonegoro dalam orasinya.
Beberapa program pembangunan yang belum terselesaikan pada sepuluh tahun era Bupati Suyoto antara lain, program pembangunan infrastruktur jalan yang kurang tepat. Program pembangunan Jembatan Trucuk yang tidak sesuai dengan perencanaan atau target waktu.
Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) yang dinilai tidak produktif atau tepat guna, dan belum maksimalnya fungsi embung di desa. Selain itu sektor pertanian telatnya distribusi pupuk, serta belum adanya upaya yang efektif untuk menangani bencana yang melanda Bojonegoro setiap tahunnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
"Masih tingginya tingkat pengangguran di Bojonegoro hingga menembus 23.329 orang, serta pembangunan infrastruktur pendidikan yang belum merata. Begitu juga pelayanan BPJS yang belum maksimal karena adanya perbedaan pelayanan," tandasnya.
Kamal menyadari, bahwa setiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan, begitu juga yang terjadi di Kota Bojonegoro saat ini. Bupati Bojonegoro, Suyoto, tidak terasa sudah 10 tahun memimpin Kota Bojonegoro. Masa jabatan kepemimpinan Bupati Suyoto akan berakhir pada selasa 13 Maret 2018.
Berakhirnya masa kepemimpinan Suyoto yang menjabat selama dua periode ini menandakan berakhirnya pula Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP) ataupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bojonegoro.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
"10 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk kita berbicara soal kepemimpinan, sekilas ketika kita perhatikan selama kepemimpinan Bupati seakan berjalan sangat bagus, aman, tentram, damai dan bahagia, tapi coba kita renungkan kembali, bukankah ketika berbicara pembangunan itu merupakan soal keberpihakan?, bukankah ketika berbicara kebijakan yang telah
dirumuskan itu soal keberpihakan?, keberpihakan kepada Rakyat atau kepada
kelompok tertentu saja," cetusnya.
Di hadapan peserta demo, Kamal mengajak berpikir bersama, apakah kebijakan dan pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah Bojonegoro selama 10 tahun ini sudah dilandasi dengan kebutuhan masyarakat yang berhaluan keadilan, keterbukaan dan kesejahteraan.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
Meski memberi rapor merah, mahasiswa tetap mengapresiasi kepemimpinan Suyoto selama 10 tahun, dan membawa sedikit perubahan untuk Bojonegoro.
Beberapa program yang diapresiasi mahasiswa PMII era kepemimpinan Suyoto antara lain, tata kelola pemerintahan yang terbuka, Revitalisasi Alun-alun Bojonegoro, Fasilitas Kesehatan untuk Rakyat dan Terwujudnya Kota Bojonegoro yang bersih (Perolehan Prestasi Adipura).
Selain berorasi di bundaran Adipura, puluhan mahasiswa juga berorasi di depan Gedung Pemkab Bojonegoro tujuh lantai. (nur/rev)
Baca Juga: Peduli UMKM, Kanwil Kemenkumham Jatim Apresiasi Pemkab Bojonegoro
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News