​Kayangan Api, Wisata Mistis untuk Napak Tilas Empu Supo di Bojonegoro

​Kayangan Api, Wisata Mistis untuk Napak Tilas Empu Supo di Bojonegoro Gapura masuk wisata Kayangan Api. foto: Dhian Bintariana/ BANGSAONLINE

Keris Sengkelat Nogososro adalah nama keris yang dibuat oleh Empu Kriyo Kusumo di kayangan api. Keris atau pusaka itu dibuat untuk kekuatan kerajaan majapahit pada saat itu. Meskipun Empu Kriyo Kusumo telah pindah ke hutan ia tetap mengabdikan dirinya kepada kerajaan dengan cara tetap membuat pusaka untuk kerajaan mahapahit. Saat ini pusaka keris tersebut telah muksa.

Kayangan api ditemukan oleh warga desa saat Empu Kriyo Kusumo telah muksa. Artinya berpindah dari alam. Juru kunci menuturkan bahwa Empu Supo atau Kriyo Kusumo sampai saat ini menetap di kayangan api bersama keluarganya. Kedua putri Empu Kriyo Kusumo bernama Sri Wulan dan Siti Sundari yang sekarang berada di pohon pintu masuk kayangan api. Mereka Berdua menjaga pintu masuk yang berupa pohon melingkar.

Api yang berada di kayangan api tidak pernah padam bahkan hujan sekalipun. Pada malam hari saat berkunjung, anda bisa menyaksikan warna api yang biru di tengah gelapnya malam. Pohon tempat di mana Empu Kriyo Kusumo duduk untuk membuat pusaka juga tidak pernah kering dan selalu subur.

“Beberapa orang menganggap bahwa di bawah api tersebut ada sumber gas alam. Namun, menurut saya ini adalah sebuah keajaiban. Lihat ini api bisa berubah bentuk. Ada yang berubah jadi burung yang akan terbang. Ada yang bisa berubah menjadi berbagai macam pusaka dan masih banyak lainnya. Orang tidak bisa melihat ini dengan kasat mata. Api hanya berubah hanya saat sepi dan hanya ada saya,” tutur Juli sambil menunjukkan foto di mana api bisa berubah bentuk.

Di Kayangan api juga sering dipakai sebagai tempat dilakukannya acara-acara tertentu seperti ulang tahun Bojonegoro dan ruwatan massal. Kayangan api semakin terkenal saat ada acara pengambilan api PON (Pekan Olahraga Nasional) pada tahun 2000.

Sebagian warga desa banyak yang memanfaatkan tempat ini sebagai tempat untuk mencari nafkah. Saat anda berada di pusat api tak jarang anda melihat para penjual jagung yang membakar jagungnya di bara Kayangan Api. Pengunjung bisa memakan jagung yang langsung dibakar dari tempat pembakaran pusaka tersebut.

“Wisata di sini sangatlah bagus kalau menurut saya. Kita bisa belajar sejarah sekaligus melihat keajaiban alam di sini. Ini unik banget karena api di Kayangan Api ini tidak pernah padam. Ini sangat bagus untuk tempat wisata dan sekaligus belajar” Tutur Chamelia (20) selaku pegunjung Kayangan Api.

Setiap hari pengunjung kayangan api mencapai 100 orang. Kayangan Api buka setiap hari dan 24 jam siap menerima pengunjung. Harga tiket masuk ke dalam Kayangan Api hanya dibandrol dengan harga Rp.8000 setiap orangnya. (*)

Sumber: *Dhian Bintariana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO