BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Para pentakziah masih terus berkunjung langsung ke rumah duka KH Kholilurrahman atau Ra Lilur di kompleks Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Kamis (12/4). BANGSAONLINE sempat menemui Ra Bir Aly, satu-satunya putra mendiang Ra Lilur. Sekitar pukul 09.30 WIB dia menemani BANGSAONLINE beserta para petakziah yang baru datang dari Jember dan Jakarta.
Tidak putus-putus para tamu datang. Masing-masing dari rombongan para pelayat langsung melakukan tahlil bersama. KH Kholilurrahman wafat pada Selasa (10/4) sekitar pukul 22.20 WIB.
Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Ra Bir Aly menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam. "Terima kasih bisa hadir ke Demangan. Saya juga nenyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua lapisan masyarakat yang telah hadir dan membantu prosesi pemakaman abah," demikian ungkap Ra Bir Aly.
Dia juga meminta doa untuk abahnya. "Dan apabila Abah saya terdapat salah dan keliru, mohon dimaafkan semuanya," pinta Ra Bir Aly.
Di sela sela silaturahim, Ra Bir Aly sempat bercerita sepotong kisah ketika dia mohon doa restu untuk maju menjadi salah satu calon bupati Bangkalan periode 2019-2023. Saat itu, respon Ra Lilur sungguh di luar dugaan putranya. Ra Bir Aly bercerita dengan mata berkaca-kaca.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim
"Ketika saya pamit, Abah malah menyanyikan lagu ‘Alangkah Senangnya’, lagu Camelia Malik sampai tuntas dan hapal," tukasnya. Kenangan ini begitu lekat di hati Ra Bir Aly, mengingat lagu ini mengajak suasana batin pendengarnya untuk selalu senang.
Ra Bir Aly juga sempat bercerita tentang lokasi pemakaman untuk abahnya. Rencana semula akan ditempatkan di lokasi yang sama dengan maqbarah Syaikhona Kholil. Namun setelah Ra Imam Bukhori meminta penjelasan kepada KH Zubair Muntashar, lalu dipersilakan untuk musyawarah dengan Ra Bir Aly.
Dan sebagai seorang putra, Ra Bir Aly menjadi teringat akan pesan KH Amin Imron. "Ketika masih belia, saya sering kali diajak Kiai Amin ke Pesarean Syaikhona. Lalu beliau berpesan, "Nanti apabila saya meninggal, kumpulkan kuburan saya bersama Kiai Kholil AG dan Ra Lilur," cerita Ra Bir Ali.
Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan
Sebab kenangan ini juga, akhirnya Ra Bir Aly memutuskan untuk menempatkan kuburan abahnya bersama Kiai Amin Imron dan Kiai Kholil AG. (uzi/rd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News