MALANG KOTA, BANGSAONLINE.com - Santunan 1000 anak yatim piatu dan 1000 orang lansia yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang di hari kedua, di Masjid Nurul Muttaqin Kebonsari, Sukun Kota Malang, Sabtu (26/05) mulai menunjukkan karakteristik dan keunikan tersendiri.
"Keunikan dan karakter antara satu desa dengan desa lainnya, memiliki perbedaan nyata," ungkap Dr. HM. Fauzan Zenrif, M.Ag, Ketua Baznas Kota Malang.
Baca Juga: Baznas Jatim dan Kota Malang Berbagi Ceria Santuni 750 Anak Yatim Piatu
"Dilihat dari segi ilmu sosiologi dan antropologi, karakteristik masyarakat di tengah perkotaan, kendati orangnya sangat kritis dalam satu hal, namun lebih enak dan mudah diarahkan untuk penataannya. Sedangkan masyakarat di kota pinggiran, status sosial bukan satu pilihan dan tidak mudah kritis. Namun pengarahan dan penataannya lebih sulit, terlebih sisi komunikasinya," kata Fauzan.
Karakter itu dibuktikan langsung oleh BANGSAONLINE, saat Baznas menyantuni 134 orang Lansia dan 84 anak yatim piatu. Su'ud (75), seorang lansia warga RW 4 Kelurahan Kebonsari menolak ketika diarahkan agar salat terlebih dahulu sebelum menerima dana konsumtif.
"Gak usah salat wis, aku tak pulang saja, nanti aja di rumah salatnya," ujar Su'ud, seraya pergi meninggalkan tempat.
Baca Juga: Mantan Ketua Baznas Sesalkan Pembekuan Baitul Maal, Dana Infaq ASN Senilai Rp 3,5 M Jadi Tak Jelas
"Aku gak betah kalo terlalu lama di masjid, sebab panas," ucap peserta lainnya.
Terlepas itu semua, Baznas terus berupaya menekan angka masyarakat kurang produktif menjadi produktif, melalui pembinaan UKM dan pembinaan revolusi mental produktif dan inovatif.
"Berdasarkan data sensus ekonomi tahun 2016, terdapat 1200 masyarakat miskin, dan 400 orang pengangguran di kota pinggiran," ujar Fauzan.
Baca Juga: Soal Pembekuan Baitul Maal, Wali Kota Malang akan Panggil Kepala Baznas
"Semestinya mereka sudah tergarap pembangunan ekonomi produktif dan inovatif. Seorang lansia saja tetap kami dorong dan kami berikan kegiatan produktif, agar tidak jenuh dalam hidupnya berupa menanam tanaman produktif semisal tanaman kesehatan," tambahnya.
Marmi (73) dan Wikayah (76), warga RW 3 Kelurahan Kebonsari, Sukun Kota Malang menandaskan, adanya bantuan Baznas ini sangat membantu dirinya. "Sebab saya sudah tidak bisa beraktivitas. Semoga Baznas terus memberikan pembinaan," harap mereka berdua yang diantarkan keluarganya. (iwa/thu/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News