SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Koordinator Jaringan Muda NU (JarmuNU) Jawa Timur Fairouz Huda mengecam keras perilaku tak terpuji oknum yang memelintir fatwa fardlu ‘ain yang dilahirkan 400 kiai, habaib, masyayikh di Pacet Mojokerto. Fatwa fardlu ‘ain memilih Khofifah sebagai gubernur Jawa Timur itu diplintir lewat spanduk yang dipasang di beberapa tempat.
”Itu tindakan menghasut, provokatif dan menghalalkan segala cara. Dan itu tak sesuai kultur masyarakat Jawa Timur, khususnya NU,” kata Fairouz Huda, Ahad (10/6/2018).
Baca Juga: Sahabat Ning Lia Nganjuk Sokong Lia Istifhama Menuju DPD RI
Sejak fatwa fardlu ‘ain memilih Khofifah mencuat ke permukaan dan mendapat respon luas dari masyarakat, tiba-tiba muncul spanduk di beberapa tempat. Bunyi spanduk itu sangat provokatif berbunyi: Fatwa untuk Rakyat Jatim. Tidak Memilih Khofifah-Emil Khianati Allah SWT & Rasul-Nya. Hasil Pertemuan Pacet, 3 Juni 2018.
Pada spanduk itu selain dipasang foto cagub-cawagub Khofifah-Emil juga foto Dr KH Asep Saifuddin Chalim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.
”Itu sangat tak etis. Ini kan sama dengan mengorbankan kiai,” kata mantan Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur yang kini calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Timur.
Baca Juga: KPU Jatim Ajukan Anggaran Pilgub Rp 1,9 Triliun, DPRD Jatim: Tak Masalah, Asal...
”Apa salahnya 400 kiai itu melahirkan seruan fatwa. Kan semua bebas berpendapat dan berargumentasi. Kalau mereka gak sepakat kan tinggal tak mengikuti,” kata Fairouz.
Fairouz justru menilai selama ini Khofifah selalu jadi korban kampanye hitam dan negatif. Ia menunjukkan rekaman video mirip qasidah tapi isinya menjelek-jelekkan Khofifah. ”Secara terang-terangan isi nyanyiannya menuduh Khofifah ambisi. Itu kan cara-cara tak berakhlaqul karimah,” katanya.
Tapi, tutur Fairouz, Khofifah sabar dan tak bereaksi. Apalagi sampai pasang spanduk.
Baca Juga: Ini 15 Nama Cagub Potensial Jatim 2024 Hasil FGD Political Centre
”Juga ada klaim kiai yang dukung paslon pihak sana adalah ulama muktabarah dan jumhur ulama. Itu berarti ulama yang tak dukung sana dianggap tak muktabarah. Tapi para kiai pendukung Bu Khofifah tak bereaksi. Tapi kenapa giliran 400 kiai pendukung Khofifah melahirkan seruan fatwa fardlu ‘ain memilih Khofifah malah ada yang kebakaran jenggot. Padahal masyarakat di bawah justru menerima,” katanya.
Sementara Kiai Saifuddin Chalim mengaku tak terpengaruh dengan spanduk-spanduk liar itu. ”Ya gak papa. Kita berdoa saja semoga perbuatan jelek yang ditujukan kepada Bu Khofifah dan kita oleh Allah SWT dikembalikan kepada yang berbuat,” kata Kiai Asep yang Ketua Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Musytasyar PCNU Surabaya itu.
Bahkan Kiai Asep mengaku terus menyosialisasikan fatwa fardlu ain itu kepada masyarakat luas. ”Tadi malam dalam acara istighotsah akbar di Ponorogo sebanyak 2.500 orang kiai dan muslimat NU malah dengan senang hati menerima dan menyebarkan kopi seruan fatwa itu,” katanya. (tim)
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News