JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Desa Jatirejo, Diwek, Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah penghasil salak terbesar di Jombang. Kebun warga setempat sebagian besar ditanami salak. Penanaman buah ini dilakukan secara organik.
Sayangnya, saat panen raya tiba, harga salak di kampung ini anjlok. Seperti saat ini, salak organik hanya dihargai Rp 5 ribu/Kg.
BACA JUGA:
- Polres Jombang Ungkap Peredaran Uang Palsu, Sita BB Upal Mencapai Miliaran Rupiah
- Ditlantas Polda Jatim Beberkan Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Jombang
- Bus Rombongan Siswa SMP Asal Malang Hantam Truk di Tol Jombang, Dua Tewas
- Edarkan Narkoba, Operator Sound System di Jombang Diringkus Polisi
Kondisi inilah yang dimanfaatkan ibu-ibu PKK untuk membuat aneka makanan berbahan buah salak, sehingga bisa menambah nilai ekonomis salak. Salah satunya dengan membuat dodol salak.
"Kami manfaatkan salak yang tidak terjual supaya tak terbuang sia-sia," kata Lutfiyati (35) kepada wartawan, Rabu (8/8/2018).
Berbekal pelatihan yang didapatkan bersama ibu-ibu PKK lainnya di Desa Jatirejo, dia mengolah salak organik menjadi dodol. Agar cita rasanya semakin legit, mereka menggunakan campuran tepung ketan.
Proses pembuatan dodol salak oleh ibu-ibu PKK Desa Jatirejo tak jauh beda dengan pembuatan dodol di tempat lain. Mula-mula salak yang sudah dikupas dan dibuang bijinya, digiling dengan mesin. Gilingan buah salak lalu dicampur dengan bahan lain. Salah satunya tepung ketan.
Klik Berita Selanjutnya