SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Partai Bulan Bintang (PBB) hingga saat ini belum menentukan sikap resmi terkait arah dukungan pasangan capres dan cawapres pada Pemilu 2019 mendatang. Namun sinyal dukungan PBB mengarah ke pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra menyatakan akan tetap berpegang pada hasil Ijtimak Ulama, yaitu mendukung pasangan di mana terdapat ulama yang maju sebagai perpaduan nasionalis-religius.
Baca Juga: Hari Perdamaian Internasional, Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina
"Pada prinsipnya, PBB akan mendukung ulama yang maju di Pilpres sesuai hasil Ijtima Ulama kemarin," katanya, Kamis (23/8).
Yusril melanjutkan, Ijtima Ulama yang digelar di Hotel Peninsula sebenarnya merekomendasikan Prabowo berpasangan dengan Habib Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad.
Tetapi dalam perjalanannya, Prabowo tak mengikuti rekomendasi tersebut dan memilih Sandiaga Uno. Di sisi lain, Jokowi ternyata memilih KH. Ma'ruf Amin yang merupakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Refleksi Hari Literasi Internasional 9-10 September 2024: Menakar Literasi Era Digital
Menurut Yusril, tak ada yang membantah bahwa Kiai Ma'ruf adalah ulama. Kiai Ma'ruf jelas keulamaannya dan memegang peran strategis di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Maka saat Jokowi memilih Kiai Ma'ruf sebagai Cawapresnya, PBB memberikan apresiasi.
Pilihan Jokowi dinilai tepat sebagai penghargaan atas ulama dan umat Islam. Dengan majunya Kiai Ma'ruf diharapkan dapat membawa kedamaian dan kemajuan dalam berbangsa dan bernegara.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf adalah pasangan umara dan ulama," tandas Yusril.
Baca Juga: Koalisi Gemuk di Pamekasan, Ada PAN hingga Gelora
Yusril kembali menegaskan bahwa PBB tidak akan netral dalam Pilpres 2019 nanti. Namun PBB menunggu waktu yang tepat kemana dukungan akan dilabuhkan, apakah ke pasangan Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi.
"Nanti PBB akan bersikap, tapi prinsipnya tadi kader-kader PBB lebih sreg dengan pasangan yang ada ulamanya," tegas mantan Menkum HAM dan Mensesneg itu. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News