BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Peran santriwati di era kebebasan informasi atau era digital harus ditingkatkan dari sisi keimanan dan ketagwaan. Sebab, tantangan santriwati saat ini menjadi kompleks. Apalagi, era kebebasan informasi membawa dampak yang cukup signifikan, terutama sisi negatifnya.
Literasi pengetahuan teknologi bagi generasi perempuan harus ditingkatkan seiring dengan maraknya informasi bohong atau hoax) di media sosial.
Baca Juga: Di Konferwil XVI Fatayat NU Jatim, Khofifah: Jadilah Enabler Leader dan Game Changer
Hal ini disampaikan Ketua Fatayat NU Bangkalan Ny. Hj. Nadifatul Qudsiyah dalam Musabaqoh Tilawatil Kutub peringatan Hari Santri Nasional yang digelar oleh Garda Bangsa.
"Perempuan harus menambahkan wawasan dan keilmuan, dari berbagai aspek keilmuan, apalagi ilmu agama," terang Ny. Hj. Nafidatul Qudsiyah.
Menurutnya, kegiatan Musabaqoh Tilawatil Kutub seperti ini sangat penting untuk menambah keilmuan agama. "Hasanah yang terdapat dalam kitab kuning bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan di era global/digital ini," tutur Ny. Nadifatul Qudsiyah.
Baca Juga: Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya
"Kitab kuning atau kitab klasik ini adalah sumber informasi, apalagi ilmu etika, moralitas, bergaul serta kehidupan bernegara dan berbangsa. Dalam kitab kuning itu sudah banyak tertera bagaimana etika dan tata cara bergaul dalam hidup berbagsa, bernegara, dan bermasyarakat," pungkasnya. (uzi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News