Lumpuh Sejak Kecil, Daryanto, Pemuda 22 Tahun di Jombang Butuh Uluran Tangan

Lumpuh Sejak Kecil, Daryanto, Pemuda 22 Tahun di Jombang Butuh Uluran Tangan Daryanto hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Daryanto (22), warga Dusun Jati Protoyudo, Desa Jatibanjar, Ploso, Jombang, sudah 18 tahun mengalami kelumpuhan. Dalam kondisi tak berdaya, Daryanto justru harus hidup tanpa kedua orang tuanya.

Sehari-hari, Daryanto hanya terbaring di atas tempat tidur yang terletak di dapur rumah pamannya, Imam (60). Seluruh telapak tangan dan kakinya berbentuk tidak normal. Kondisi ini membuat Daryanto lumpuh. Untuk mandi, makan, dan buang air dia harus dibantu oleh pamannya. Tubuh pemuda 22 tahun ini juga nampak sangat kurus.

Baca Juga: Demi Anak Bisa Belajar Daring, Seorang Wali Murid di Jombang Jual Kambing untuk Beli Ponsel

Menurut Imam, Daryanto merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Kholifah dan Sugeng. Dia menjadi piatu saat usianya baru 3 tahun. Semeninggal ibunya, kondisi kesehatan Daryanto yang sebelumnya normal, mulai memburuk.

Secara perlahan Daryanto kecil mengalami kelumpuhan. "Saya lupa penyakitnya apa, oleh bidan katanya mengalami kelainan," kata Imam kepada wartawan di rumahnya, Jumat (23/11/2018).

Penderitaan Daryanto kian bertambah saat usianya menginjak 7 tahun. Dia ditinggal pergi ayahnya begitu saja. Selain itu, kakak perempuan Daryanto juga memilih merantau ke luar Jawa.

Baca Juga: Sempat Viral di Medsos Karena Tak Dapat BLT, Janda Asal Jogoroto Dikunjungi Kapolsek

Sejak saat itu, Imam lah yang merawat Daryanto. Bapak tiga anak ini menjadi duda sejak istrinya meninggal dunia beberapa waktu yang lalu. Sehingga Imam harus merawat keponakannya itu dengan tangannya sendiri. "Bapaknya tidak bertanggungjawab. Sekarang masih hidup atau tidak, saya tak tahu. Tak pernah menjenguk ke sini," terang Imam.

Imam menuturkan, selama ini Daryanto belum pernah menjalani pengobatan untuk menyembuhkan kelumpuhannya. Dia mengaku membawa keponakannya itu ke bidan desa setempat hanya saat mengalami demam.

Keterbatasan ekonomi menjadi penyebabnya. Pasalnya, pendapatan Imam sendiri sebagai buruh serabutan tak menentu. Uang yang dia peroleh hanya cukup untuk makan sehari-hari bersama Daryanto.

Baca Juga: Butuh Uluran Tangan, Remaja 16 Tahun di Jombang ini Tak Bisa Berjalan Sejak Kelas Satu MI

Kini Imam memilih pasrah dan merawat Daryanto ala kadarnya. "Kalau ada bantuan dari pemerintah untuk keponakan saya, saya terima, saya bersyukur, tapi saya tak mengharapkan itu," tandasnya. (ony/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO